Pahami Permainan Pikiran Anda

Entah mengapa perasaannya menjadi bad mood setiap kali Parjo mendengar tentang tetangganya yang memiliki bakul nasi yang penuh – di dadanya terasa getir dengan air mata yang rasanya mau tumpah keluar.
 
Sebuah perasaan yang membuat beku dan dingin. “Saya benci perasaan ini! Perasaan gagal yang langsung bisa menghilangkan nafsu makan. Setiap saat rasa ini muncul saya selalu mencoba untuk melawannya dengan segala cara – dengan menghibur diri, pakai logika atau apa pun. Tapi perasaan ini tak kunjung padam,” amarah Parjo tentang perasaannya.
 
Di luar kamar, ibunya yang sedang menampi beras mendengar keluh-kesah Parjo. Dia menasihati Parjo, “Jika kau membandingkan dirimu dengan dia, mengapa kau tidak sekalian saja membandingkan dirimu dengan bapak Kepala Sesa? Atau dengan orang terkaya di dunia saja sekalian yang bakul nasinya mencapai ratusan atau ribuan buah karena dia kaya raya? Mengapa dia – si Parmin, tetangga kita? Membuat kamu terhambat saja.
 
Setiap orang memiliki rezekinya sendiri. Masing-masing orang memiliki bakul nasinya sendiri-sendiri. Kau tidak perlu mempedulikan bakul nasi dia. Isi saja bakul nasimu. Lama-lama juga penuh. Dibanding kau terus-menerus melihat bakul nasi Parmin yang penuh. Malah mencari-cari penyebab kenapa bakul nasinya lebih penuh dibanding kamu. Ya, karena sebelumnya dia sudah mengisinya duluan dan lebih banyak. Kamu sebaliknya, malah kelupaan ngisi bakul nasimu karena terlalu mengurusi dan kepingin bakul nasi kamu penuh seperti dia.
 
Tahu tidak, dia ngisi bakul nasinya lebih dulu dari kamu. Dia sudah mulai duluan sebelum kamu mulai. Sekarang waktunya kamu mulai mengisi bakul nasi kamu supaya penuh juga seperti dia. Ayo, mulai isi bakul nasi kamu. Tidak ada rahasia apa pun. Cuma perlu dikerjakan, isi bakul nasimu sekarang!”
 
Setelah mendengar nasihat ibunya, perasaan Parjo menjadi lebih terhibur. Entah karena merasa ada yang memahami atau memang karena dia telah menerima konsep bahwa setiap orang memiliki rezeki masing-masing. Tapi di dalam hatinya yang terdalam, Parjo tidak bisa menjamin perasaan itu tidak akan muncul lagi bila dia mendengar bakul nasi Parmin yang lebih penuh. 
 
Cerita si Parjo di atas bisa membuat kita berkomentar “Parjo, Parjo... gitu aja kok pusing?” Tapi apakah Anda tahu kalau ternyata setiap orang sepanjang waktu merasakan seperti yang Parjo rasakan – termasuk Anda dan saya.
 
Siang tadi seorang pemilik tambang batu bara datang ke sesi hypnotherapy saya. Di wawancara awal, dia mengeluhkan tentang kondisi pertambangan batu bara yang sedang lesu. “Padahal saya sudah investasikan semua tabungan saya di tambang ini. Malah anjlok lagi,” keluhnya.
 
Kemudian, ia menceritakan latar belakangnya terjun di bidang batu bara. “Saya memiliki usaha lain yang sangat berkembang pesat. Tapi saya melihat seorang teman yang lebih sukses. Ternyata dia berkecimpung di bidang batu bara. Tergiur profit yang besar dan pekerjaan yang tidak begitu rumit, saya memutuskan untuk terjun di bidang ini. Tapi nyatanya tidak mudah juga. Banyak hal yang perlu diatasi.”
 
Kemudian dia bertanya kepada saya, “Apa ada yang salah dengan saya? Saya melihat teman saya mudah sukses di bidang ini, tapi saya kok tidak begitu mudah?”
 
Pembaca, jika Anda mau memeriksa ke sekeliling atau ke dalam diri Anda, pertanyaan pengusaha batu bara itu juga kerap kali ditanyakan oleh diri ini dan orang-orang lainnya. Pernahkah Anda mengalami seperti yang dialami si pengusaha batu bara di atas? Anda melihat orang-orang kelihatannya mudah berhasil dalam usahanya namun begitu Anda terjun, jadinya tidak begitu mudah, malah rumit! Tidak sesuai dengan imajinasi Anda. Sehingga membuat Anda pun bertanya, “Apa yang salah di dalam diri saya? Apa saya tidak pantas untuk sukses? Apa saya itu orang yang sial?”
 
Perhatikan ini, tidak ada yang salah dengan diri Anda! Saya ulangi sekali lagi: Anda baik-baik saja, tidak ada yang salah dengan diri Anda. Semua itu hanyalah permainan pikiran Anda. Semua kemudahan yang Anda lihat dari orang lain hanyalah iklan dari pikiran Anda. Pikiran Anda mengeluarkan imajinasi yang membuat Anda terbuai oleh biusannya yang memabukkan sekaligus menipu.
 
Kembali ke cerita si pengusaha batu bara di atas. Saya menjawab si pengusaha itu seperti ini, “Semua itu iklan di pikiran Anda. Begitu Anda melihat kesuksesan teman Anda, pikiran Anda langsung memunculkan imajinasi tentang betapa enaknya kesuksesan itu. Lalu Anda membandingkan dengan usaha Anda saat itu yang perlu kerja keras. Lalu pikiran itu melalui iklannya seolah menggoda Anda untuk masuk ke bidang itu. Namun, begitu Anda masuk, ternyata tidak mudah dan butuh kerja keras juga. Membuat Anda merasa ada yang salah dengan bidangnya. Lalu pikiran Anda mulai berpikir lagi untuk pindah bidang lainnya yang bisa lebih mudah. Jika Anda mengikuti permainan pikiran itu, Anda akan pindah bidang lagi. Namun, hal yang sama akan berulang kembali. Ternyata, bidang baru itu pun tidak semudah itu. Perlu kerja keras juga.”
 
Pembaca, itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak ada yang semudah itu. Setiap hal memerlukan kerja keras. Namun karena sifat dari pikiran kita yang selalu mau menghindari pain dan mengejar pleasure maka dia akan terus craving mencari kemudahan-kemudahan yang sebenarnya tidak pernah ada.
 
Tapi bagaimana pikiran kita bisa memiliki persepsi yang salah terhadap kejadian di luar diri kita? Menurut NLP Model of Communication, informasi-informasi yang ada di luar diri kita terlalu banyak untuk bisa diterima oleh pikiran kita. Karena itu pikiran kita melakukan distortion, generalization, dan deletion. Saya menyadari Anda telah mengetahui ada begitu banyak informasi yang harus diterima oleh sistem saraf kita. Menurut riset sistem saraf manusia menerima sekitar 2 juta bits informasi dalam satu detik. Padahal hanya 7 bits per detik yang bisa diterima oleh conscious mind kita. Lalu apa yang terjadi dengan sisanya? Pikiran kita melakukan penyaringan dengan melakukan distortion, generalization, dan deletion. Wow, pantas saja banyak sekali persepsi salah yang masuk ke dalam pikiran manusia! Tidak heran kita hidup di dunia yang penuh dengan imajinasi yang salah!
 
Bagi Anda yang bertanya apa itu distortion, generalization dan deletion, saya akan menjelaskannya.
 
- Distortion: Penyaringan yang dilakukan oleh pikiran kita sehingga informasi yang masuk kita sesuaikan dengan apa yang kita inginkan atau percayai. 
- Generalization: Pikiran kita melakukan generalisasi berdasarkan dua atau tiga pengalaman yang pernah kita alami.
- Deletion: Kita memfokuskan pikiran kita hanya pada sebagian informasi yang ada. 
 
Pembaca, mari kita membahas apa yang terjadi dengan si Parjo dan klien saya sesuai dengan NLP Model of Communication. Saat si Parjo mendengar kalau tetangganya – si Parmin – memiliki bakul nasi yang penuh, Parjo berpendapat si Parmin menyebabkan perasaannya tidak enak. Dia telah terkena distorsi karena dia mempercayai situasi di luar diri menyebabkan dia menderita.
 
Pembaca, saya tidak tahu pendapat Anda tapi menurut saya banyak sekali orang-orang bahkan mungkin diri kita sendiri yang cenderung menylahkan pihak luar atas kegagalan dan kekecewaan hidup kita. Jika demikian maka kita semua terkena filter pikiran yang bernama distorsi. Karena kita mempercayai apa yang mau kita percayai sehingga kejadian-kejadian di luar kita pakai untuk memperkuat persepsi kita yang salah itu. Yang paling menarik, ternyata si Parjo juga terkena deletion. Dia hanya fokus pada kesuksesan Parmin tanpa memperhatikan kerja keras yang Parmin sudah lakukan! Jika Anda memiliki persepsi banyak orang yang mudah sekali mencapai sukses dan ketika Anda terjun menjadi tidak mudah. Pembaca, jangan tertipu oleh filter deletion. Pikiran kita cenderung hanya mau fokus pada imajinasi yang nikmat. Silakan perhatikan juga PR di balik kesuksesan orang lainn. Ternyata ujung-ujungnya adalah kerja keras dan belajar tanpa henti. Klien saya – si pengusaha batu bara – juga terkena permainan pikiran yang bernama deletion. Permainan pikiran itu membuat dia hanya fokus pada kesuksesan temannya. Dia men-delete semua kerja keras dan tetek-bengek yang rumit di balik kesuksesan tersebut. 
 
Banyak orang mengatakan mau bisa menjadi seperti Tiger Woods – pemain golf yang sangat sukses. Kebanyakan orang sepanjang waktu hanya melihat sisi enaknya saja dari kesuksesan Tiger Woods – memiliki banyak uang, terkenal, dipuja banyak fans, dan lain-lain. Sehingga jika ditanya,  “Apa kamu mau menjadi Tiger Woods?” Saya yakin mayoritas orang akan menjawab, “Mau!” Siapa yang tidak mau menjadi terkenal dan kaya raya?
 
Pembaca. Saya tahu Anda sudah menyadari hampir setiap orang sepanjang waktu terkena permainan pikiran yang bernama deletion. Tiger Woods bisa sukses besar seperti itu karena setiap harinya dia bangun di waktu subuh untuk latihan memukul ribuan bola! Itulah kunci kesuksesannya! Saya rasa jika setiap orang bisa melakukan kerja keras dan latihan yang sama dengan Tiger Woods, besar kemungkinannya dia bisa sehebat dia. Namun, seberapa banyak orang yang mengetahui strategi keberhasilannya? Dan, berapa banyak orang yang mau melakukannya?
 
Pembaca, untuk bisa keluar dari permainan pikiran, Anda perlu mengetahui cara kerja pikiran. Hypnotherapy dan NLP merupakan bidang yang mendalami pikiran, cara kerjanya dan juga cara membuat pikiran kita selalu dalam kondisi optimal untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan.
 
Tips untuk bisa memiliki pikiran yang positif tapi komprehensif:
 
  • Setiap kali muncul pikiran yang membuat perasaan Anda kecewa atau menderita, langsung tanyakan pertanyaan lebih detail untuk cracking persepsi salah itu. Contoh: “Semua orang mengatakan saya jelek.” Solusi: Tanyakan pada diri Anda sendiri, tepatnya berapa orang yang mengatakan Anda jelek? Biasanya hanya satu atau dua orang tapi Anda sudah mengklaim semua orang mengatakan Anda jelek.
  •    Terus berusaha, jangan menyerah. Kebanyakan orang merasa trauma atas kegagalan masa lalu sehingga tidak mau berusaha. Mereka terkena penyakit mental learned helplessness (artikel tentang learned helplessness ada di Majalah LuarBiasa Oktober 2009 dan di www.nathaliainstitute.com). Biasanya setelah dua atau tiga kali mengalami kegagalan, kita akan menganggap selamanya kita tidak akan pernah berhasil. Jangan terkena generalisasi! Lakukan lagi! Hari ini adalah hari baru dengan peluang dan kondisi baru.
  • Semua orang sukses telah mengerjakan PR-nya. Kini giliran Anda mengerjakan PR Anda menuju kesuksesan. Tidak ada kemudahan atau jalan pintas ke kesuksesan. Dan tidak ada yang salah dengan diri Anda, Anda baik-baik saja. Hanya saja Anda belum mengerjakan PR sebanyak orang sukses.
  • Berdoalah. Doa adalah penetapan tujuan yang maha dahsyat karena direstui dan diridhoi oleh Tuhan Maha Kasih.
 
Nathalia Sunaidi, C.Ht, CI
Direktur Nathalia Institute dan Hypnotherapist
 

No comments:

Post a Comment