Teror SMS

Kalau dulu dikenal teror ke konsumen atau nasabah bank dilakukan dalam rangka menagih kredit bermasalah (problem loan) atau pembayaran kewajiban yang terlambat (overdue payment).Kini teror sudah beralih posisi. Untuk menawarkan produk atau jasa juga bisa dengan cara "teror" karena teknologi komunikasi sudah memungkinkannya terjadi.

Harga HP atau smartphone sudah semakin murah dan pulsa SMS-nya juga bisa gratis sampai ribuan kali per hari. Rupanya sudah banyak marketer yang sudah tidak bisa lagi melihat dengan jernih bahwa HP atau telepon genggam adalah media yang sifatnya sangat pribadi, bukan media massa seperti televisi, radio, atau koran.

Produk atau jasa yang ditawarkan dengan cara "teror" seperti ini semakin hari semakin banyak saja. Sudah sangat menjengkelkan untuk menerima pesan layanan singkat (SMS) yang menawarkan personal loan atau kredit tanpa agunan (KTA) seperti ini:
- Kepada Yth: Dapatkan KTA dari Bank ... s/d 200 jt, bunga 1,5%/bln, provisi 0,99%, syarat kartu kredit, hub: Irma di 081585859xxx, maaf apabila mengganggu.
- Jika Anda butuh dana tunai cepat, 5jt-150jt bunga 1,5% provisi 0,99%, syarat cuma KTP + kartu kredit, dokumen dijemput. Info: Lia 3777xxxx. Abaikan jika tidak berminat.Tks.

Atau SMS yang berisi penawaran sekaligus perintah kepada penerimanya seperti ini:
- Mohon maaf, punya kenalan yang serius mau ikut program turun berat badan 5kg-15kg dengan juzz nutrisi?Hub: Dea di 9888xxxx.
- Penawaran KTA 10-150 juta, proses cepat, tanpa jaminan, bunga flat, marketing: Edi 08121168xxxx, save & forward jika bermanfaat. Tks.


SMS seperti ini bisa datang dari bank domestik maupun bank internasional sekalipun, dan bisa masuk ke HP saya setiap saat tak kenal waktu bahkan ketika saya sedang berada di luar Indonesia. Sangat mengganggu. Bahkan yang lebih konyol lagi, sering pula saya mendapatkan SMS yang menawarkan KTA atau deposito di bank yang saya sudah 12 tahun menjadi nasabahnya.

Know Your Customer

Penawaran dengan cara SMS spam seperti di atas tentu saja sangat merugikan brand image perusahaan. Pertama, pengirim SMS tidak tahu dan tidak kenal siapa yang dikirim SMS: tua atau muda, pria atau wanita, di desa atau di kota, mampu atau tidak mampu. Kedua, pengirim SMS tidak tahu dan tidak mau tahu apakah penerima SMS ini sedang membutuhkan produk tersebut atau tidak.Ketiga, pengirim SMS memberikan perintah untuk mencarikan kenalan yang berminat atau mem-forward SMS itu. Keempat, pengirim SMS tidak perduli apakah penerima SMS sudah menjadi pelanggan perusahaan atau belum. Kelima, sudah tahu kalau mengganggu tapi tetap dikirim juga. Yang dipakai di sini adalah prinsip trial and error. Harapannya tentu saja dari sekian ratus atau ribu SMS yang dikirim ada beberapa yang tertarik dan "kena".

Saya pernah menemui dan mendiskusikan persoalan ini dengan seorang Branch Manager sebuah bank asing terkenal di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat. Rupanya pimpinan cabang ini alergi terhadap kritik dan membela bank-nya yang suka melakukan SMS spam seperti di atas.Katanya, pengiriman SMS itu dilakukan oleh sebuah perusahaan outsource penyedia jasa telemarketing berdasarkan kontrak dan imbal hasil komisi dari pelanggan yang aplikasinya disetujui. Lalu, mengapa data pelanggan perusahaan outsource ini tidak diverifikasi dulu, sehingga data yang sudah menjadi nasabah tidak ditelpon atau dikirim SMS lagi?Mengapa proses dan cara perusahaan outsource telemarketing ini melakukan marketing ke konsumen tidak dibicarakan dan disetujui bersama? Dua pertanyaan tadi bisa menjadi sebuah proses sederhana untuk menghindarkan kerugian akibat persepsi negatif terhadap brand image banknya.

Memasarkan dengan Hati

Untuk melawan strategi marketing seperti contoh di atas, perlu dilakukan strategi sniper atau penembak jitu dengan terlebih dahulu mengetahui siapa pemilik, aktivitas, dan perilaku pemilik telepon genggam yang diinginkan. Tentunya harus bekerja sama dengan operator seluler untuk menyediakan informasi dan datanya.

Data bisa dipilah sebagai berikut: pria atau wanita, berdasarkan umur, wilayah tempat tinggal, wilayah tempat usaha, wilayah aktif, prabayar atau pasca bayar (bila prabayar berapa jumlah reload-nya, bila pasca bayar berapa ARPU atau pemakaian rata-ratanya), jenis layanan yang dipakai (voice, sms, data, internet), cara membayar tagihan (tunai, transfer, atau debit ke kartu kredit) dsb.Bila proses ini dilakukan cara melakukan marketing dan bunyi SMSnya akan terasa berbeda dan simpatik.

Saya rindu untuk menerima SMS simpatik seperti ini:
- "Selamat pagi pak Mukti, saya Ranti dari xxx bank, ingin memberikan kesempatan untuk bapak upgrade kartu kredit platinum bapak menjadi ultima." Atau,
- "Pak Mukti, apakah untuk keperluan terbang keluar kota bapak sudah diproteksi asuransi perjalanan dan kesehatan dari kartu kredit bank xxx?" Atau,
- "Sore pak Mukti, kartu kredit xxx bank memberikan fasilitas airport lounge terbaik di kota-kota besar yang bapak pernah kunjungi.Bila berminat bapak bisa menghubungi Rosalia di nomor ini.Thanks." Atau,
- "Pak Mukti, dengan kartu kredit bank xxx bapak tidak perlu lagi mengingat tanggal jatuh tempo dan membayar lewat ATM, semua transaksi bisa dilakukan otomatis lewat internet."


Cara Menghentikan SMS Teror

Setelah sukses Densus 88 anti teror memburu teroris, sudah saatnya ada Densus 99 anti teror perbankan?Bank Indonesia (BI) sudah memberikan respon terhadap bank yang melakukan aksi teror SMS seperti ini.Silakan SMS penawaran KTA atau pinjaman yang Anda terima disertai nama dan nomor HP pengirimnya ke nomor pengaduan BI: 085888509797.

Semoga sukses luarr biazza menyertai Anda.Selamat mencoba.

Drs. Mukti Wibawa, MBA
Business Inspirator & Marketing Consultant

www.facebook.com/mukti wibawa
mukti@consultant.com

No comments:

Post a Comment