Macgyver




Saya sudah lupa ejaan nama tokoh yang satu itu, jadi mudah-mudahan saja saya tidak salah eja. Oh, Anda lupa siapa tokoh ini?
Baiklah, dia adalah orang yang (sepertinya) bekerja sebagai intelijen. Ya, persis seperti James Bond. Tetapi tokoh yang satu ini hampir tidak pernah pacaran dengan perempuan manapun yang terlibat dengan kasus-kasus intelijennya. Keunikan tokoh ini adalah dia sama sekali tidak tergantung pada peralatan khusus seperti James Bond sejak jaman Sean Connery hingga Pierce Brosnan.
Ya, benar… Dia menggunakan semua peralatan yang bisa dia dapatkan di TKP (tempat kejadian perkara). Satu-satunya peralatan khusus yang dia gunakan adalah sebuah pisau lipat multi fungsi. Ada obeng, gunting, pembuka botol, kaca pembesar, dan banyak lagi. Saya yakin sebagian dari Anda sekarang (dalam hati Anda) sedang menyebut satu merek tertentu yang memiliki produk seperti ini. Benar, Anda benar, tapi saya tidak ingin menyebut merek apapun di diskusi ini.
Tapi, bandingkan dia dengan James Bond yang selalu berbekal banyak sekali peralatan yang sangat berfungsi baik untuk menyerang maupun untuk pertahanan diri. Semua James Bond, kecuali David Craigh (maaf kalau saya salah eja), yang menjadi James Bond sejak Casino Royale.
Kedua tokoh itu (MacGyver dan James Bond) adalah intelijen dari negara masing-masing. Kedua tokoh tersebut pintar dan cerdik. Tapi James Bond memerlukan sekian banyak peralatan canggih yang kadang-kadang membingungkan, bagaimana dia berjalan dengan santai kalalu membawa sekian banyak peralatan. Padahal dia tidak pernah membawa tas apapun ke mana-mana. MacGyver hanya membawa pisau lipat multi fungsinya ke mana-mana dan memanfaatkan barang apapun yang berada di sekitarnya.
Tidak, kita tidak sedang menilai film dan ini jelas bukan diskusi setelah nonton bareng. Karena saya jelas bukan sutradara, dan saya (mungkin) tidak cukup ganteng untuk jadi aktor….
Nah, ini dia diskusi utamanya: pernah lihat orang di sekitar Anda?
Ada dua orang di tempat kerja Anda, mestinya. Coba cari 2 orang yang menurut Anda sama pintar dan memiliki kinerja yang hampir sama baiknya. Tetapi 2 orang teman Anda ini berbeda dari sisi peralatan atau jumlah anggaran yang mereka konsumsi. Yang satu menggunakan peralatan yang sangat lengkap atau mengkonsumsi anggaran yang berlebih. Sementara yang satu lagi menggunakan peralatan seadanya atau hanya mengkonsumsi anggaran secukupnya.
Oh, ya. Maaf, kita tidak sedang membicarakan dokter, pilot, pekerja tambang yang bila bekerja tidak dengan alat khusus bisa membahayakan nyawa orang lain atau dirinya sendiri. Yang sedang kita diskusiskan adalah orang-orang yang pekerjaannya tidak terkait dengan nyawa siapapun.
Ya, pekerja kantoran. Sama seperti Anda dan saya.
Sekarang Anda mungkin akan bilang, yang lebih hebat pasti yang bisa menggunakan peralatan yang canggih-canggih. Karena dia mampu menguasai dan mengoperasikan semua peralatan yang canggih itu.
Anda merasa perlu menilai mana yang lebih hebat?
Baiklah. Silakan saja memberi penilaian mana yang lebih hebat. Tapi mari kita lihat dari sisi lain. Coba bayangkan bila dua orang itu diberikan peralatan yang sangat sederhana. Misalnya keduanya diberikan mesin tik dan abakus (sempoa). Percayakah Anda bahwa si pengguna peralatan canggih akan dapat bekerja sama cepat dan sama baiknya dengan orang yang biasa menggunakan peralatan seadanya?
Nah, sekarang Anda tertawa geli dengan bayangan yang sama-sama kita buat. Benar, yang sering menggunakan peralatan yang canggih, akan kelabakan bila semua peralatan yang canggih itu tidak tersedia untuk dia gunakan.
Ya, Anda benar. Karena otak dan otot mereka sudah terlanjur dimanja dengan peralatan yang canggih.
Oops, jangan bilang mereka kalau tabrakan tidak akan gegar otak karena tidak punya...
Mereka punya, kok. Tapi mereka membiarkan dirinya menjadi robot. Yang hanya akan bekerja kalau ada perintah dan peralatan yang tepat. Mereka menjadi mesin laksana komputer yang tidak akan melakukan apapun bila syntax nya salah.
Kasihan ya, ibunya, sama dengan ibu Anda dan ibu saya. Bertaruh nyawa ketika melahirkan. Tetapi Anda dan saya tetap menjadi manusia, sementara mereka sudah menjadi robot. Betapa sedihnya ibu-ibu mereka.
Jadi, yang sering menggunakan peralatan sederhana berarti lebih hebat?
Tidak, saya tidak menggunakan kata lebih hebat. Walaupun tadi saya mempersilakan Anda menggunakan kata itu. Sekedar Anda ikut berfikir juga, kan? Dan itu membuktikan Anda punya otak.
Mari kita lihat dari sisi ini...
Seorang manusia adalah manusia ketika dia menjadi yang paling unggul di antara semua makhluk. Dan keunggulan belum berarti keunggulan bila masih ada hambatan yang menghalanginya untuk menjadi unggul. Dan hambatan tidak akan bisa diatasi bila Anda masih bergantung pada banyak hal lain selain otak, otot dan perasaan Anda.
Pernah ada seorang teman yang bilang, kalau peralatannya tidak tersedia atau kalau anggarannya tidak cukup, mana bisa saya kerja...
Saya sedih karena dia lupa bahwa dia manusia. Saya marah demi ibu teman saya itu, yang sudah mempertaruhkan nyawa demi melahirkan seorang yang (harusnya) menjadi manusia, tetapi teman saya itu memilih untuk menjadi robot.
Saya bilang, kalau memang sudah tidak bisa kerja lagi, mengapa tidak pensiun dini saja...
Saya pernah diskusikan soal profesionalitas (bisa Anda cek di www.pembelajar.com) betapa seorang profesional yang sangat tinggi profesi dan valuenya bahkan tidak menenteng handphone ke mana-mana. Artinya dia tidak terlalu tergantung dengan peralatan itu.
Sekarang, kita mungkin perlu memperluas definisi profesionalitas itu. Orang yang sangat bergantung dengan kelengkapan peralatan atau kecukupan anggaran, masihkah Anda menganggapnya profesional?
Pernahkah Anda mengatakan: waduh, profesional sekali robot itu. Astaga, profesional sekali mobil itu. Hebat, profesional sekali rumah itu. Wow, ini baru obeng profesional....
Apakah benar robot, mobil, rumah bahkan obeng punya profesi? Bukankah profesi itu adalah dokter, pilot, akuntan, direktur dan semua itu adalah: manusia!!! Maka tidak ada benda yang profesional. Hanya manusia yang bisa dibilang profesional.
Manusia beraktivitas memanfaatkan otak, perasaan dan otot. Tiga hal itulah yang membuat manusia mampu menggunakan peralatan canggih. Tiga hal itu pula yang membuat manusia dapat beraktivitas bahkan tanpa peralatan canggih. Tanpa anggaran yang sangat longgar.
Ya, ketika peralatan tidak tersedia dengan lengkap, maka otak Anda akan berfikir apakah harus diam menunggu  sampai lengkap atau mengerjakan dengan peralatan yang ada. Saya yakin Anda masih punya otak, kok. Saya bahkan sangat yakin Anda dapat bekerja dengan anggaran yang sangat minim.
Bener, kan? Anda mampu karena Anda manusia... Atau Anda memilih untuk diam menunggu?
Nah, mari kita tatap baik-baik foto ibu kita. Masih punya fotonya, kan? Beliau mungkin masih segar bugar, mungkin juga sudah berkurang kesehatannya, atau bahkan sudah meninggal. Tetapi saya yakin Anda masih punya fotonya. Paling tidak wajahnya masih bisa Anda hadirkan di benak Anda.
Coba Anda katakan. Bu, (Mam, Mbok, Mak atau apapun cara Anda memanggil beliau), aku berterimakasih bahwa engkau bertaruh nyawa untuk melahirkan aku menjadi manusia. Tetapi maaf, Bu. Aku lebih memilih menjadi robot, karena aku sangat tergantung pada kelengkapan seluruh peralatan canggih dan aku tidak bisa bekerja kalau anggarannya tidak tercukupi.
Silakan katakan, karena itu hidup Anda....
 
Medan, Januari 2009, www.bukakacamatakuda.blogspot.com

No comments:

Post a Comment