Bend It Like Beckham

Kiprah David Beckham di jagad sepak bola bisa dianalogikan dengan mobil Rolls Royce. Bernama besar, mahal, dan elegan, meski sesungguhnya kualitasnya "tidak bagus-bagus amat". Teknik olah kulit bundarnya hanya dikategorikan "di atas rata-rata", masih kalah bila dibandingkan dengan Kaka, Ronaldo ataupun Messi. Namun ada sesuatu dari pemain flamboyan ini yang menjadikannya sebagai figur teladan.

Disegani pelatih, dihormati oleh rekan timnya, dicintai pers, digandrungi oleh jutaan fans, dan disayangi oleh agen-agen periklanan. Kombinasi semua faktor tersebut mengantarkan David Beckham sebagai atlet terkaya sepanjang sejarah. Tapi bukan itu yang menjadikannya sebagai sosok inspiratif. Ada banyak karakter positif dari seorang David Beckham yang layak kita jadikan panutan dan sumber inspirasi.
Yang pertama, mengenai KOMITMEN. Saat Beckham bermain di Real Madrid, ia kerap dibangkucadangan oleh sang pelatih, Fabio Capello. Namun sadar bahwa dirinya adalah profesional yang "dibayar mahal", Becham tetap berkomitmen untuk hadir di setiap sesi latihan meskipun tidak ada garansi bahwa ia akan dimainkan. Pers Spanyol mencatat, bahwa tidak pernah sekalipun Beckham mengeluh atau menggungkapkan ketidakpuasannya atas kondisi ini. Benar-benar seorang profesional tulen.
Atas komitmen yang kuat inilah, pelatih Capello akhirnya luluh untuk kembali menggunakan jasa Beckham. Kepercayaan ini lantas "dibalasnya" dengan performa ciamik di atas lapangan. Bahkan saat hati Beckham benar-benar sudah patah arang, dan kontrak dengan klub barunya, LA Galaxy telah ditandatangani, toh selama ia masih berseragam Madrid, komitmen untuk memberi yang terbaik pada tim tak pernah dilalaikan.
Beckham memang akhirnya meninggalkan Madrid, tapi sejarah mencatat bahwa penampilan terakhirnya untuk klub telah menimbulkan kesan mendalam pada para fans akan sosok yang profesional dan penuh komitmen. Pers Spanyol juga mencatat bahwa ada "penyesalan" dari pelatih yang telah memperlakukannya secara "kurang pantas".
Yang kedua, mengenai TOTALITAS. Beckham memang menyesali kepindahannya ke LA Galaxy. Terpisah dari kompetisi ketat Eropa yang membuat peluang Beckham untuk bergabung di tim nasional Inggris, The Three Lions, menjadi kecil. Apalagi pelatih timnas Inggris saat ini adalah sosok yang dulu "menelantarkannya", Fabio Capello. Namun kondisi ini tidak menyurutkan tekad Beckham untuk bisa tampil di Piala Dunia 2010.
Beckham menyadari, bahwa jangan pernah mengharapkan hasil sebelum menunjukkan upaya nyata yang sungguh-sungguh. Di sinilah totalitas Beckham diuji. Sadar bahwa "kursi" di timnas Inggris tidak bisa didapat dengan gratis, Beckham rela melupakan gelarnya sebagai "atlet terkaya" dengan menjajakan dirinya sebagai pemain pinjaman ke klub raksasa Italia, AC Milan. Semuanya demi memenuhi syarat dari Capello, yang menginginkan semua pemainnya bermain di level ketat Eropa.
Simak komentar Beckham kepada harian The Sun mengenai statusnya sebagai pemain pinjaman tersebut,"...Saya selalu menyesal jika saya tidak melakukan segala cara untuk mendapatkan kesempatan berlaga di Piala Dunia..." Pada akhirnya toh totalitas Beckham membawa hasil, beberapa kali dalam laga resmi timnas Inggris, Beckham tercatat sebagai bagian dari skuad The Three Lions.
Kini, 6 bulan menjelang Piala Dunia 2010, Beckham kembali "menjajakan" dirinya sebagai pemain pinjaman ke AC Milan untuk kedua kalinya. Namun sebagaimana dilansir AFP, Beckham menyadari bahwa langkahnya menjalani musim bersama AC Milan tetap tidak akan menjamin dirinya akan berlaga di Afrika Selatan 2010, mengingat berlimpahnya stok gelandang berbakat di yimnas Inggris. Di sinilah Beckham menunjukkan KEBESARAN HATINYA dengan mengungkapkan,"...Bila aku tak masuk, itu tak akan menghentikanku mendukung Inggris..."
Kita membutuhkan teladan-teladan seperti Beckham. Di masa yang serba hedon saat ini, di mana segala-galanya cenderung diukur dengan uang, masih ada figur sukses yang mengingatkan kita, bahwa kesuksesan adalah buah logis dari komitmen dan totalitas. Nasihat singkat tersebut akan berimplikasi pada perlunya kerja keras dan kerja cerdas. Dan teladan (bukan sekedar nasihat) tersebut, kita terima dari manusia yang menyandang gelar "atlet terkaya" sepanjang masa.
Beckham telah menyadarkan kita bahwa uang bukanlah segalanya, yang lebih penting dan hakiki adalah seberapa besar kehadiran kita akan memberikan manfaat. Bend It Like Beckham......, berkerja keraslah, bersungguh-sungguhlah, berikanlah manfaat yang sebesar-besarnya, dan serahkan hasil akhirnya pada Yang Maha Kuasa.
_____________

Ditulis oleh Tommy Setiawan. Untuk berdiskusi, Tommy dapat dihubungi melalui blowbytommy@yahoo.com atau melalui HP: 0812 80 56772.
 

No comments:

Post a Comment