Hambatan



Beberapa orang setengah baya sekarang terjangkit "penyakit" mentog. Artinya kemampuannya sudah "mentog" atau sudah pada titik jenuh yang tidak bisa ditambah lagi. Kalau kita berada di dalam ruang, kemudian akan menempatkan sesuatu lebih tinggi dari posisi sekarang, barang itu kita naikkan. Dalam proses menaikkan itu, kita akan sampai ke atap bangunan itu, sehingga tidak bisa dinaikkan lagi. Itulah yang dinamakan "mentog". Seperti itulah bahayanya "penyakit mentog" dalam masyarakat.

Karena penyakit "mentog" ini, ada banyak akibatnya.
Ketikamelihat film Oshin, ada cerita Oshin dari desa bekerja di salon pada suatu kota. Sebagai manusia bermoral, dia menolong pekerja salon melakukan pekerjaannya. Ternyata pekerja yang ditolong marah. Oshin tidak mengerti. Dengan bekal moralnya, dia berusaha menolong, namun tetap kena marah teman sekerjanya. Teman sekerja itu khawatir kalau Oshin akan menjadi lebih trampil, sehingga Oshin akan lebih baik bekerja dari dirinya. Kekhawatirannya adalah mengenai pekerjaan yang sekarang hanya mampu dikerjakan akan didesak oleh pendatang baru. Akibatnya lebih fatal bias menjadikannya PHK.

Hal seperti ini banyak terjadi di kalangan industri kita. Persaingan bisa dilakukan terbuka, bisa tertutup. Generasi "lama" berusaha menghambat kecepatan kerja "generasi baru" agar dirinya tidak terdesak. Berbagai cara dilakukan, mungkin mengancam, mungkin mengikatnya dengan hutang, mungkin mensabot pekerjaannya atau ada kemungkinan lain, termasuk menfitnah.
Kalau para pengawas tidak waspada, terjadi hambatan kerja. Hal tersebut merupakan hambatan dalam meniti masa depan. Kewaspadaan bagi setiap orang untuk mengupayakan lenyapnya hambatan latent ini, apalagi kekhawatiran akan ketahanan hidup karena makin sulitnya lapangan kerja.

Generasi "lama" yang mempunyai moral etik terpuji akan terus berusaha meningkatkan diri menyesuaikan kemajuan teknologi yang sudah melanda negeri kita akibat globaliasi.
Ada yang malas mengenakan kacamata, mata buram ketika bekerja sehingga sebagai teknisi sulit memasukkan alat memutar mur dan baut. Begitu juga sebagai penjahit sulit memasukkan benang pada lobang jarum. Memang akhirnya pekerjaan itu dapat dilakukan setelah terjadi kegagalan beberapa kali. Dia juga sudah "mentog" berusaha sehingga kerja jadi tidak prima. Begitu juga jangan biarkan pendengaran kurang bila kerjanya menyimak suara. Alat Bantu dengar bisa digunakan.
Kalau kesadaranterwujud, seluruh komponen punya semangat meniti masa depan. Masing-masing bisa berperan untuk mewujudkan pembangunan bersama, bukannya menghambat. Jangan membiarkan banjir datang setiap tahun, namun apa yang dilakukan untukmenanggulangi agar banjirtidak datang pada musim hujan. Penanggulangannya dilakukan pada musim kemarau, bukannya pada musim hujan.

Itulah catatan untuk meniti masa depan. Bila kesadaran ada pada setiap orang Indonesia, kecemerlangan akan terwujud dihadapan kita untuk warisan generasi penerus. Untuk Indonesia yang jaya !
Sukses untuk yang mau terus belajar !

No comments:

Post a Comment