Karakter Baku



Sungguh pintar beliau satu ini dalam bermain kata. Dalam satu kesempatan, beliau menggunakan istilah Karakter Baku, baik dan kuat. Ini sangat diperlukan karena bila karakter kuat seperti disiplin dan berani, bergabung dengan karakter buruk seperti licik, egois dan mau untung sendiri, akan melahirkan orang-orang yang korup dan penipu-penipu ulung. Rasanya Anda sekarang sedang menyebut beberapa nama, dalam hati Anda.
Biar saja dulu nama-nama itu berada dalam hati Anda, karena tidak ada gunanya Anda katakan nama-nama itu. Keberadaan mereka memang sangat merugikan bagi Anda dan banyak orang di Indonesia. Karena itu pula negara kita tercinta ini seperti sekarang. Tidak apa yang penting apa yang terjadi pada kita semua, itu yang jauh lebih penting.
Nah, mari kita balik ke Karakter Baku tadi. Dalam karakter baik, harus ada kejujuran. Bermain dengan kejujuran berarti bermain dengan kehancuran. Ketidakjujuran adalah menghianati diri sendiri. Karakter baik ke dua, adil. Bisnis bukan perkara uang, melainkan perkara kehormatan. Kelicikan dan ketidakadilan, berarti sedang berbuat dzolim, ketika itu sebenarnya kita mendzolimi (menistai) diri kita sendiri. Karena setiap perbuatan akan kembali pada pembuatnya, itu hal yang pasti.
Karakter baik ke tiga adalah amanah, penuh tanggung jawab. Lebih baik kepala diinjak tapi tetap memegang tanggung jawab, daripada berdiri gagah, tetapi menjadi orang yang menghindar dari tanggung jawab.
Karakter kuat yang harus dimiliki adalah, berani. Tanpa keberanian, seseorang tidak akan pernah berbuat sesuatu. Apakah orang berani tidak pernah takut? Beliau bilang tidak, orang berani adalah orang yang tidak kalah dengan hal yang dia takuti. Takut justru anugrah dari Allah, agar kita cermat.
Takut rugi, takut celaka adalah hal yang normal dan merupakan sesuatu yang terus ada dalam diri setiap manusia. Tetapi kalah dengan rasa takut, akan membuat kita celaka dan rugi.
Karakter kuat yang ke dua adalah disiplin. Beliau memberi contoh, air yang lembut dan terus secara disiplin menetes ke atas sebuah batu, akan membuat batu menjadi berlubang. Begitulah bila kita menjadi disiplin.
Bicara tentang disiplin, saya sendiri lebih suka menyatakan itu sebagai konsisten dan persisten. Tetap pada satu arah tertentu dan terus saja berjalan ke arah yang sudah kita ketahui, maka kita akan lebih mudah. Tetapi, mari kita simak saja apa yang beliau katakan di sebuah seminar bisnis.
Disiplin yang baik muncul bukan karena imbalan dan bukan karena takut hukuman, tetapi karena kehormatan. Eh, ada yang senyum malu-malu di pojok tuh... Mudah-mudahan bukan karena dia berdisiplin sebagai akibat dari takut hukuman, ya? Karena kalau begitu, jelas bukan mental orang-orang yang merdeka.
Karakter kuat ke tiga, adalah sungguh-sungguh. Tidak bisa setengah-setengah. Lakukan semua yang mampu kita lakukan. Seorang teman saya bilang, I will do it whatever it takes. Bukan hanya lakukan yang terbaik, lakukan semua yang kita bisa apapun itu.
Kalau karakter kuat dan baik sudah Anda miliki, maka sikap hidup Anda menjadi baik dan memberi manfaat bagi orang sekitar.
Dengan demikian akan ada rezeki bagi Anda. Sayangnya Anda tidak dapat mencari rezeki, karena itu berarti rezeki belum tentu ada. Anda harus menjemput rezeki. Menjemput, pasti ada, walaupun belum tentu bertemu.
Sepanjang pengetahuan saya, setiap orang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta, lengkap dengan rezekinya. Kita saja yang tidak bersedia melakukan semua yang mampu kita lakukan, demi untuk menjemput rezeki itu.
Ada lima hal yang harus terus berada di pikiran kita, agar kita berhasil menjemput rezeki. Tidak akan meleset dan tidak akan tertukar. Kalau Anda yang bersekolah, walau hingga SD, dan takut tidak kebagian rezeki. Coba lihat gajah. Hanya yang di Lampung saja yang bersekolah, tetapi semua gajah gemuk-gemuk. Bagaimana mungkin Anda tidak kebagian rezeki, guyon beliau.
Nyamuk punya sayap, sementara cicak tidak punya sayap. Sementara cicak makan nyamuk, padahal tidak punya sayap. Rasanya Anda dan saya tidak pernah lihat cicak yang stress karena tidak mendapatkan makanan.
Nah, lima hal tadi adalah: baru dapat dikatakan untung bila pekerjaan kita atau usaha kita membuat kita dapat beramal saleh. Karena apapun yang kita dapatkan dari pekerjaan dan usaha tidak akan kita bawa mati, hanya amal yang kita miliki. Maka dalam berusaha dan bekerja, pastikan niat harus lurus cara harus benar. Dan itu yang memberi kita amal saleh, menurut beliau.
Ke dua, disebut untung bila hasil kerja atau hasil usaha kita membuat nama kita jadi bagus. Apa artinya uang dapat nama hancur. Melakukan korupsi sekian milyar kemudian persidangan korupsi diberitakan di televisi hingga istri dan keluarga istri menjadi malu dan minta cerai.
Setiap kali kita melakukan pekerjaan atau berusaha, terpikirkah bahwa betapa malunya anak cucu kita karena kita meninggalkan nama yang sangat buruk? Maka bekerjalah dan berusahalah agar mendapatkan kehormatan. Bukan membayar orang lain untuk menghormati kita.
Keuntungan ke tiga, adalah ketika kita berusaha atau bekerja, semakin lama kualitas diri dan kepribadian kita semakin meningkat menjadi lebih baik. Apalah artinya uang semakin banyak atau jabatan semakin tinggi, tetapi hati semakin miskin? Apalah artinya mobil semakin bagus tetapi sikap dan kepribadian semakin jelek. Bisnis adalah membangun kualitas diri.
Apapun yang kita lakukan, apapun yang kita bisniskan, tidak menghasilkan untung ketika diri tidak semakin berkualitas, walaupun penghasilannya sangat tinggi. Bahkan, ketika kualitas diri kita hari ini sama dengan hari kemarin, maka kita rugi besar!!!
Keuntungan ke empat, bila semakin tinggi jabatan atau semakin lama kita berbisnis, semakin banyak orang yang menjadi saudara kita. Apa artinya uang dan jabatan kalau kita harus membayar orang untuk melindungi kita dari musuh??!! Untuk apa lagi peningkatan karir dan keuntungan usaha, kalau orang-orang di sekitar kita menjadi benci? Apa artinya kita mendapatkan sesuatu kalau harus kehilangan sahabat?
Kalau orang mencintai kita, maka dia akan bersedia memberikan ilmunya kepada kita. Kalau orang mencintai kita, maka pengalamannya akan diajarkan kepada kita. Kalau orang mencintai kita, modalnya akan dititipkan kepada kita. Kalau orang mencintai kita, kekuatannya akan melindungi kita, tanpa diminta bahkan tanpa harus dibayar. Kalau orang mencintai kita, sahabatnya akan menjadi sahabat kita. Karena itu, ketika bisnis membuat kita memperbanyak tali persahabatan dan persaudaraan, baru Anda mendapatkan untung. Persaudaraan tidak dapat dipelihara dengan uang, tetapi dengan hati yang ikhlas.
Hal ke lima yang disebutkan untung dalam bisnis adalah ketika dalam menjalankan bisnis kita dapat membuat dan membantu banyak sekali orang lain menjadi beruntung. Semakin banyak orang yang bisa makan dengan tetesan keringat kita. Semakin banyak orang berilmu dengan curahan tenaga kita. Semakin banyak orang yang sejahtera karena kita beri dia kemampuan menjadi lebih sejahtera. Itulah yang dinamakan untung saat kita dapat membantu orang lain mendapatkan keuntungan.
Sekedar mengingatkan, kalau kita dipuji, maka yang dipuji adalah orangtua dan guru-guru kita, bukan diri kita. Tetapi kalau ingin mengukur kesuksesan kita, maka lihat seberapa banyak orang yang sukses karena bimbingan kita. Berapa banyak orang yang jadi terpuji karena keberadaan kita. Itulah tanda kesuksesan kita.
Tidak penting kita dipuji atau tidak, yang penting kita berhasil membuat sangat banyak orang menjadi terpuji. Itulah kesuksesan kita. Sungguh pelajaran yang sangat luar biasa dari seorang yang luar biasa!!!
Beliau yang mengatakan adalah Bapak Abdullah Gymnastiar. Ya, Anda mengenalnya dengan nama Aa Gym. Pelajaran yang beliau sebarkan di sebuah seminar bisnis. Sungguh luar biasa, ketika seorang Kiai bersedia hadir dalam sebuah seminar yang dihadiri anggota komunitas bisnis. Padahal selama ini orang menganggap pemuka agama tidak akan dapat bergaul baik dengan pebisnis. Banyak orang yang menganggap bisnis merupakan sesuatu yang jauh dari agama.
Astaga!!! Benarkah Anda yang berpikir demikian? Bisnis yang baik adalah yang dijalankan dengan dignity, dihormati bukan karena Anda paksa, tanpa perlu dibayar, dan tidak pula harus bertopeng. Sungguh sangat erat antara agama dan bisnis dari sudut pandang beliau.
Anda tahu, bila kita menjalankan hal tersebut, lebih dari sekadar mengajarkan kepada orang lain. Melakukan terlebih dahulu tanpa peduli orang akan mengikuti perbuatan kita. Terus melakukan, hingga orang-orang meniru dan mengikuti setiap perbuatan Anda. Itu berarti baru Anda dapat dikatakan berhasil.
Apa yang kita dapat dari kata-kata beliau? Bahwa motivasi dan kepemimpinan tidak dapat hanya diajarkan. Dua hal itu harus Anda lakukan sendiri dahulu. Lakukan bahkan tanpa ada yang bersedia mengikuti apa yang lakukan. Karena seorang pemimpin akan menjadi seorang manajer yang bagus. Tetapi seorang manajer belum tentu menjadi pemimpin yang baik.
Jadi, pertanyaannya: Bersediakah Anda menjadi pemimpin? Melakukan terlebih dahulu semua yang terbaik, hingga orang mengikuti semua perbuatan anda. Atau menunggu orang lain mau mengikuti kata-kata Anda, baru Anda bersedia melakukan yang Anda katakan. Rasanya Anda hanya menjadi provokator bila hanya bisa berkata-kata tanpa menjadi teladan, bukan pemimpin apalagi motivator.
Bersediakah Anda mendapatkan lima keuntungan sejati tadi dan hidup dengan prinsip-prinsip orang yang berkarakter baku? Bukankah Sun Tzu mengatakan bukan seberapa panjang usia Anda, tetapi bagaimana Anda mengisinya.
Ada pilihan untuk menjadi ayam atau menjadi elang. Kabar buruknya adalah, ayam seringkali menjadi makanan elang. Jadi bersediakah Anda?
www.bukakacamatakuda.blogspot.com – Medan – Maret 2009

No comments:

Post a Comment