You Decide Your Destiny

Salah satu episode Kick Andy dengan tema "Melawan Nasib" kembali memberi pelajaran bagi saya. Semua narasumber yang hadir saat itu memiliki keterbatasan fisik, tapi apa yang terjadi pada diri mereka tidak menghentikan mereka untuk terus berjuang dan berkarya.
Pak Sidik misalnya, seorang produsen kerupuk berbahan dasar singkong. Meskipun beliau tidak memiliki kedua kakinya, bukan berarti ia meratapi nasibnya. Tetapi justru sebaliknya, ia mau berjuang. Ia menjajakan barang dagangannya ke koperasi dan toko-toko menggunakan sepeda motor dengan desain khusus. Salah satu kalimat terlontar yang saya ingat adalah beliau mengatakan, "Kita yang menentukan nasib kita, bukan orang lain." Jangan pernah minder atau berkecil hati dengan apa yang terjadi, yakinkan diri Anda bahwa Anda pun juga bisa berkarya.
Saya dibuat kembali terenyuh dengan cerita dari narasumber lain bernama Pak Zulhadi. Seorang tuna netra yang tak kenal lelah menjajakan kerupuk bangka dari pagi hingga sore dengan berjalan kaki hanya menggunakan bantuan tongkat. Motivasinya sangat sederhana yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya agar kelak dapat berhasil dan menjadi "orang". Beliau mengatakan, yang penting mau berusaha dan tidak meminta-minta. Sebuah tekad yang luar biasa. Ia tidak menjadi pemalas karena fisiknya, tapi ia justru membuktikan bahwa ia masih mampu bekerja dengan keterbatasan fisiknya.
Sahabat yang setia, saya belajar banyak dari tayangan ini. Mungkin Anda juga sempat menyaksikan acara ini dan merasakan semangat yang luar biasa ditularkan oleh narasumber yang hadir. Beberapa hal yang menjadi catatan saya untuk menjadi bahan refleksi diri kita:
1. Bersyukur atas apa yang kita miliki.
Tak satu pun narasumber yang hadir menjawab YA ketika ditanya oleh Bung Andi F. Noya (pembawa acara), "Apakah menyesal dilahirkan cacat, dan menganggap hidup ini tidak adil?" Mereka semua mensyukuri apa yang ada, dan menerima anugrah yang diberikan oleh Tuhan. Sebuah sikap mental yang luar biasa. Sebuah ajakan bagi saya dan kita semua untuk menghargai apa yang kita miliki dan memfokuskan apa yang bisa kita lakukan, dan bukan sebaliknya: fokus pada apa yang tidak bisa kita lakukan.

2. Terus Berjuang

Apapun yang melanda hidup kita, tak semestinya kita menyerah. Saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik saja masih terus berjuang tak kenal lelah dari pagi hingga sore. Nah, bagaimana dengan kita yang masih dilengkapi dengan fisik yang normal, apakah kita sudah memberikan yang terbaik dari dalam diri kita?
Semoga ini menjadi pembelajaran kita semua, termasuk saya. Mari kita mulai menghargai ciptaan Tuhan dengan tidak menyia-nyiakan apa yang sudah diberikan-Nya. Kita dianugerahi pikiran, berikan yang terbaik. Kita dianugerahi kedua tangan dan kaki, lakukan tugas dengan baik.
3. Selalu memiliki Pengharapan
Yang membuat mereka bertahan dan berjuang tak kenal lelah karena mereka memiliki sebuah pengharapan. Apa yang mereka lakukan tidak untuk diri mereka sendiri, tapi untuk keluarga dan anak-anak tercinta mereka. Hidup ini bisa dilihat sebagai kondisi yang gelap gulita atau kondisi yang cerah, tergantung bagaimana seseorang melihatnya. Mereka yang mematikan harapan dalam hidupnya melihat segala sesuatunya gelap. Mereka yang terus menyalakan harapan dalam hidupnya melihat sebuah terang.
Pembaca yang setia, jangan matikan harapan Anda. Yakinkan diri Anda bahwa ada sebuah terang yang menanti kehidupan Anda kelak. Apapun yang terjadi dalam hidup Anda saat ini, ingatlah Dia yang di atas tidak akan meninggalkan engkau sendirian.
Semoga ini semua dapat menjadi bahan renungan kita semua untuk lebih mensyukuri, menghargai apa yang kita miliki sekarang dan tidak berhenti untuk selalu berharap karena itu semua yang akan selalu memotivasi kita untuk terus berjuang dan berkarya bagi orang-orang yang kita cintai.

No comments:

Post a Comment