Faktor R

Membaca sejumlah tulisan saya mengenai resep sukses, seorang kawan mengirimkan sandek alias SMS ke telepon seluler saya. Bunyinya demikian: "Halo Bung. Tulisan Anda seputar kiat sukses banyak menginspirasi saya. Akhirnya saya menyadari bahwa penting sekali memahami cara menyingkirkan keyakinan negatif, ketakutan berlebihan, dan kebiasaan yang menghambat perkembangan saya. Ibarat mengendarai mobil sambil menginjak rem, berbagai rintangan dapat memperlambat kemajuan saya. Saya perlu belajar melepaskan pedal rem, atau saya akan sering mengalami kehidupan sebagai perjuangan dan gagal mencapai impian hidup, cita-cita, atau target saya. Terima kasih sudah menyapa kehidupan saya. Teruslah menulis." (Namanya sandek, kok malah panjangnya sampai 557 karakter, termasuk spasi. Mungkin namanya harus diubah menjadi sanjang alias pesan panjang hahahaha).

Yang menyegarkan batin saya dari sandek kawan satu ini bukan terima kasihnya, melainkan isi sandeknya yang merupakan resep sukses tersendiri.

Untuk mudahnya, resep sukses kali ini saya sebut Faktor R alias rem.

Faktor Rem ini mencakup tiga komponen penting, yakni : pertama, menyingkirkan keyakinan negatif; kedua, mengatasi ketakutan berlebihan; dan ketiga, membuang kebiasaan yang menghambat perkembangan. Ketiga komponen ini bersifat menghambat laju gerak langkah meraih sukses. Dan ketiga komponen ini biasanya justru saling terkait, saling terhubung, tidak berdiri sendiri.

Keyakinan negatif cenderung menimbulkan ketakutan berlebihan dan kemudian melahirkan kebiasaan buruk. Atau ketakutan yang berlebihan mendorong munculnya kebiasaan buruk yang menyuburkan keyakinan negatif. Bisa juga kebiasaan yang buruk membuat orang takut secara berlebihan dan keyakinannya menjadi negatif. Pendek kata, ketiga komponen itu memiliki hubungan "persahabatan" yang karib.

Bagaimana mengatasinya? Sederhana: lepaskan. Rem itu fungsinya memang mengurangi kecepatan. Jadi, kalau ingin menambah kecepatan, lepaskan rem dan injak pedal gas. Praktisnya bagaimana?

Pertama, bangun keyakinan yang melawan hal itu. Bangun keyakinan bahwa setiap keyakinan adalah produk dari pemrograman pikiran; dan apa saja yang bisa kita program, bisa kita program ulang (re-programming, re-learning, re-framing). Melakukan afirmasi, self-direction-talk, mengulang-ulang kalimat positif dalam batin, bisa dicoba.

Misalnya, "semua masalah pasti ada solusinya" atau "di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan" yang diucapkan ratusan kali tiap hari. Beberapa tools yang ditawarkan para praktisi neuro-linguistic-programming juga bisa dimanfaatkan (collapsing anchor; circle of excellence; dan banyak lagi). Kawan-kawan yang tidak alergi dengan pendekatan hipnoterapi, boleh mencobanya dengan pihak yang kompeten (harus dibedakan dengan yang "mengaku-ngaku kompeten" lho, cari referensi yang baik dalam soal ini).

Kedua, cobalah untuk bertindak nekat ke arah yang positif. Nekat ke arah yang positif itu perlu. Dan nekat itu artinya "mengurangi pertimbangan yang membuat kita menunda-nunda sesuatu yang hendak dilakukan". Ini penting bagi sejumlah orang yang-karena terlalu cerdas dan banyak pengetahuannya-sering menjadi peragu dan suka menunda. Pejabat tinggi negara pun ada saja yang selalu bimbang. Pada hal kalau arahnya sudah jelas positif, demi kemajuan, ya tabrak saja dulu. Jangan kalah sama preman yang bertindak cepat dalam kejahatan. Banyak kawan yang pernah nekat ketika membeli mobil pertama dan rumah pertama. Sebab kalau hitung punya hitung, takut terus jadinya. Eh, sudah nekat malah jadi lebih mudah sukses.

Ketiga, ganti kebiasaan buruk dengan yang baik, bukan menghilangkan kebiasaan buruk. Sebab kita ini adalah "mahluk kebiasaan", sehingga menghilangkan kebiasaan bisa lebih sulit ketimbang menggantinya dengan yang lain. Ada kawan yang mengganti kebiasaan merokok dengan jalan cepat. Tiap kali ingin merokok, ia melakukan jalan cepat. Ada kawan yang mengganti kebiasaan ngemil dengan minum air putih. Tiap kali ingin ngemil, dia minum air putih sampai kenyang.

Terakhir, saya harap tidak ada yang percaya sebelum menerapkan gagasan di atas. Coba praktikkan, dan lihat apa yang terjadi. Gitu aja kok repot!
 
___________________
 
Andrias Harifa adalah penulis 35 buku best-seller dan trainer coach berpengalaman 20 tahun. Beliau beralamat di www.andriasharefa.com

No comments:

Post a Comment