Menemukan Misi Hidup

Beberapa hari yang lalu mamanya klien saya datang untuk sesi hypnotherapy. Anaknya yang remaja sebelumnya sudah datang terapi, kali ini gilirannya sang mama. Anaknya datang untuk melakukan hypnotherapy menemukan misi hidup. Di sesi hypnotherapy tersebut dia menemukan bahwa misi hidupnya adalah sebagai seorang musisi. Dia memasuki dengan sangat jelas masa depannya di mana dia akan menjadi seorang musisi wanita yang berpotensi. 
 
Waktu itu mamanya bilang ke sang anak kalau dia boleh saja menjadi musisi tapi harus memiliki pendidikan di bidang lainnya juga. Akhirnya mereka mengambil jalan tengah, si anak dikirim ke Amerika untuk mengambil studi bidang teknik sebagai modal untuk bekerja. "Kalo anak ini punya gelar di bidang teknik lulusan Amerika saya tenang. Nanti dia bisa mencari kerja dengan aman." komentar mamanya kepada sang anak. Untungnya anak ini anak yang baik dan pintar. Selain berbakat di musik, dia juga excellent di bidang angka. Si anak mengerti dan mengikuti saran mamanya dengan senang hati.
 
Beberapa bulan sudah berlalu sejak sesi terapi si anak dengan saya. Kepada ibunya, saya tanyakan perkembangan si anak di Amerika. "Rita (sebut saja nama si anak demikian) sekarang sudah bikin grup band di Amerika bersama orang bule. Dia sekarang lagi mau rekaman. Dia bilang ke saya rasanya grup mereka bisa berhasil. Tapi yang luar biasa dari anak saya, nilai pelajarannya juga sangat bagus dan dia sangat hemat." jawab si mama.
 
Seseorang dilahirkan membawa misinya masing-masing. Seperti si remaja di atas, misi hidupnya adalah menjadi musisi. Walaupun diarahkan sedemikian rupa tetap saja akan ada dorongan di hatinya untuk kembali ke misi hidupnya. Ibarat tanaman yang akan selalu mengarah ke sinar matahari maka kita, manusia, pun entah mengapa akan ada dorongan untuk menggapai misi hidupnya.
 
Seorang murid "Becoming Hypnotherapist" Fundamental-Intermediate & Advance Hypnotherapist Training yang saya adakan bulan Maret ini adalah seorang direktur sebuah perusahaan internasional tapi dia sehari-hari juga menjadi penyembuh. Dia bercerita di suatu momen hidupnya, dia merasa terpanggil untuk menjadi penyembuh. Dia keluar dari perusahaannya dan melepaskan jabatannya sebagai direktur. "Saat itu istri saya menangis karena merasa akan kehilangan income." Tapi anehnya, pada saat saya menjalani misi sebagai penyembuh, saya merasakan kebahagiaan. Dan entah mengapa rejeki pun terus mengalir." sharingnya kepada saya dan murid lainnya. "Bahkan dengan saya menjadi penyembuh ini, ada perusahaan internasional lainnya yang mengajak saya join sebagai direktur. Saya mengatakan setuju dengan syarat jika Tuhan memanggil, yaitu ada klien yang mesti saya sembuhkan maka saya bisa keluar dari rutinitas saya. Dan pihak perusahaan tersebut setuju. Makanya jika ditanya profesi saya, saya adalah penyembuh dengan sampingan sebagai direktur perusahaan." candanya kepada kami.
 
Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan Ayah Edy, seorang pendidik dan penyiar radio. Dia menceritakan kisah hidupnya yang hampir serupa dengan murid training saya. Dia juga melepaskan jabatannya di salah satu perusahaan bergengsi di Amerika untuk menjalankan misi sebagai pendidik. Dia mengatakan, "Hati adalah pengukur apakah kita hidup sesuai misi atau tidak. Seberapa hebatnya pencapaian kita di karier, jika kita tidak merasakan kebahagiaan maka kita sedang menjauh dari misi hidup yang sebenarnya. Namun jika kita menjalankan profesi dengan kebahagiaan maka itulah kehidupan sesuai misi."
 
Periksalah hati Anda, apakah Anda merasa bahagia dalam menjalankan pekerjaan Anda? Banyak di antara kita yang merasakan kekosongan dalam hidupnya walaupun rasanya sudah banyak pencapaian yang telah kita raih. Hidup akan terasa bermakna jika kita menjalankan hidup sesuai misi karena misi hidup berarti kita memberi dan melayani orang lain dengan segenap hati.
 
Nathalia Sunaidi, C.Ht (Hypnotherapist)
http://www.nathaliainstitute.com
 

No comments:

Post a Comment