Kejujuran Mengakui Jati Diri

 Pada talk show pagi ini di jaringan radio Sonora, saya membahas tema menarik, yakni mengenai kejujuran mengakui jati diri apa adanya. Ilustrasi cerita yang dibawakan, berjudul AYAHKU TUKANG BATU; berkisah mengenai seorang anak yang tumbuh dewasa dan tak berani mengakui profesi ayahnya yang tukang batu.Karena gengsi, ia lebih suka berpura-pura menyebut ayahnya sebagai kontraktor! Betapa kecewanya sang ayah, ketika mendengar mengenai hal ini. Nah, cerita yang menyentuh ini ada dalam CD Audio-Book "Andrie Wongso: 10 Wisdom & Success - Classical Motivation Stories #9" yang mulai beredar bulan ini.
Tema di atas, mengingatkan saya pada kejadian beberapa waktu lalu. Pada saat itu, saya menjadi narasumber atau bintang tamu pada talk show Solusi Rhenald Kasali di ANTV - host-nya Pak Rhenald Kasali, pakar manajemen dari Universitas Indonesia.
Saya ditanya soal latar belakang pendidikan saya. Saya bilang, "SD, tapi SD juga tidak tamat." Pak Rhenald kaget. Mungkin karena kemampuan saya berkomunikasi dan apa yang telah saya capai tidak mencerminkan sebagai orang yang SD saja tidak tamat.
Bagi saya, mengakui apa adanya itu bukan beban. Malah, menutupi keberadaan yang sebenarnya akan menjadi beban kehidupan yang berkepanjangan. Hidup akan selalu dikungkung oleh perasaan waswas, tidak percaya diri, dan penuh ketakutan.
Teman-teman netter yang luar biasa!!
Hidup dengan penuh kepalsuan tak akan membuat kita maju. Justru kita akan selalu dikejar-kejar ketakutan karena khawatir kepalsuan kita terbongkar.
Tak usah malu mengakui jati diri kita yang sebenarnya, apakah kita dari desa, pendidikan kita rendah, dan sebagainya. Seseorang bisa sukses bukan ditentukan oleh setinggi apa tingkat sosial kita dimulai. Tapi berangkat dari ketulusan kita mengakui jati diri yang sebenarnya, lalu berusaha mengubah nasib dengan bekerja keras dan pantang menyerah. Sukses pasti tak akan berpaling dari siapapun yang mau bekerja keras karena sukses hak semua orang. Success is our right!
Salam sukses, LUAR BIASA!

http://www.andriewongso.com/artikel/catatan_andrie_wongso

No comments:

Post a Comment