Kenali Jenis Puyer Agar Tak Puyeng

TRIBUNNEWS.COM - Puyer biasanya diberikan kepada anak-anak yang belum bisa menelan pil atau kapsul. Biasanya puyer dibuat dari obat sediaan tablet yang kemudian digerus.
Pada praktiknya, sediaan puyer sering berupa racikan beberapa obat yang dicampur menjadi satu. Kadang diberikan begitu saja dalam bentuk bubuk, atau kemudian dikemas dalam bentuk kapsul.
Puyer diresepkan dokter karena memang ia diajari cara membuat puyer. Mereka tahu mana obat yang boleh dibuat puyer mana yang tidak boleh. Juga interaksi antarobat. Maksudnya, obat A boleh dicampur dengan obat apa saja, tidak boleh dicampur dengan obat apa saja. Selain untuk anak-anak, puyer juga diresepkan buat orang dewasa dengan alasan agar mempermudah minum obat. Bagi beberapa orang, minum pil atau tablet lebih dari satu bikin stres. Agar sederhana, maka semua dijadikan satu menjadi puyer.
Yang harus diingat, puyer memiliki protokol dalam pembuatannya. Sejauh itu dipenuhi maka puyer bisa dikatakan aman. Beberapa aturan misalnya, tidak semua obat boleh digerus menjadi puyer. Obat yang didesain untuk larut perlahan di lambung akan hilang kemampuannya untuk larut secara perlahan jika digerus. Nah, obat seperti ini tidak boleh diracik menjadi puyer.
Kemudian karena dalam proses pembuatan puyer ada tahap membagi dan memasukkan ke dalam bungkusnya, maka obat yang diracik ke dalam bentuk puyer tersebut tidak boleh dari golongan yang batas keamanannya sempit. Artinya, dosis tidak harus persis sama, selisih beberapa mg tidak menyebabkan perubahan yang bermakna. Selain itu, tidak sembarang obat boleh dicampur menjadi satu.
Bagaimana pasien memandang puyer? Perlu diingat bahwa yang namanya ke dokter, tidak harus membawa resep. Pasien harus tahu dan menyadari hal ini. Juga jangan menuntut dokter untuk memberikan obat super manjur.
Seperti yang diceritakan oleh Afiono Agung Prasetyo, dosen Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta di netsains.com, ada mantri kesehatan yang pasiennya ratusan setiap harinya.
Dia dianggap pandai sekali oleh pasiennya karena obatnya dinilai sangat manjur. Apa obatnya? Antibiotik dosis tinggi plus penghilang rasa sakit dosis tinggi plus kortikosteroid, diracik jadi 1 kapsul!
Pasien pun berhak meminta penjelasan dari dokter tentang penyakit yang dia derita. Ketika dokter melakukan tindakan, termasuk memberi obat, pasien berhak bertanya soal indikasi, cara kerja, dan efek sampingan dari obat itu.

No comments:

Post a Comment