Belajar Inovasi dari Steve Jobs

Apple telah Melengserkan Microsoft dengan Satu Usapan Jari [International Herald Tribun]
 
Seni inovasi yang dipraktikkan Steve Jobs di Apple sehingga bisa melengserkan dominasi Microsoft tentulah amat signifikan dan menjadi inspirasi bagi setiap orang yaitu: teknologi canggih sekalipun perlu di-drive dengan inovasi.


Dulu Musik adalah Radio
Saya masih ingat 50 tahun lalu kalau saya ingin mendengarkan musik, saya hidupkan radio (yang waktu itu besarnya seperti lemari es) kemudian menunggu lagu kesayangan diputar. Sudah menunggu lama kadang-kadang lagu yang saya inginkan tidak diputar juga. Bila saya ingin lagu yang saya sukai diperdengarkan di radio, saya harus membeli kupon "pilihan pendengar" yang harganya waktu itu sepuluh rupiah untuk satu lagu. Rasanya senang bila lagu yang kita pilih diputar di radio yang pada waktu itu memakai teknologi piringan hitam.
 
Sekarang menyimpan suara dengan teknologi piringan hitam, teknologi pita kaset (cassette tape), teknologi piring ringkas (CD), teknologi MP3 sudah tertinggal dengan gadget teknologi canggih yang diciptakan Steve Jobs yaitu iPod dan iTunes.


Kini Musik adalah iPod
Teknologi ini memungkinkan ribuan lagu yang kita pilih sendiri bisa diunduh ke dalam iPod untuk kita dengarkan kapanpun kita mau dan dimanapun kita pergi. Salah satu keajaiban Steve Job ini tercipta karena dia selalu mencari peluang untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Apple Computer, Macbook, iPhone, iPad, Pixar adalah contoh hasil pemikirannya yang brillian. Cara berpikir Steve Jobs ini pada dasarnya sangat sederhana dan bisa kita coba praktikkan.
 


Selalu Cari Peluang untuk Lakukan Perbaikan:
1. Keluarlah dari Pekerjaan Rutin
Jangan puas melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin agar kreativitas dapat berkembang. Carilah selalu peluang untuk perbaikan. Lalukanlah pekerjaan rutin dengan cara yang lain walaupun menghadapi resiko gagal, anggaplah sebagai tantangan.
 
2. Carilah Kekurangan dan Kelemahan
Hadapilah tantangan. Carilah kekurangan dan kelemahan dari proses pekerjaan rutin sehari-hari. Cobalah cara baru yang bisa memperbaiki proses supaya lebih cepat, lebih akurat dan hasilnya lebih baik. Tanyakan pada pelanggan apa yang mereka inginkan lebih baik, pelajari pesaing apa yang mereka dapat lakukan lebih baik, carilah teknologi yang bisa membantu proses berjalan lebih baik.
 
3. Setiap Pekerjaan adalah Kesempatan
Kesempatan untuk perbaikan (continuous improvement) pada setiap pekerjaan perlu diciptakan agar semakin lama pekerjaan akan dapat diselesaikan lebih cepat, lebih tepat dan lebih baik.
Studi Kasus 1: Proses Safe Deposit Box.
Setiap saya akan mengambil dokumen di ruang SDB (safe deposit box/kotak penyimpanan harta) sebuah bank, saya selalu ditanya ukuran kotak SDB yang saya sewa dan saya selalu menjawab tidak tahu, saya hanya bisa menunjukkan kunci SDB # 1203.
Kemudian CS (costumer service/layanan pelanggan) akan berjalan ke dalam SDB untuk melihat # 1203 itu ukurannya berapa, setelah balik ke meja depan, CS baru bisa menemukan file spesimen tanda-tangan di filing cabinet. Proses ini lama dan kurang efisien menyebabkan nasabah menunggu. Mengapa filing tidak diurutkan berdasarkan nomor kunci?
Studi Kasus 2: Proses Beli Ice Cream
Klien saya, sebuah merek ice cream yang didistribusikan di mini market mengalami penurunan penjualan dan meminta saya untuk mempersiapkan strategi promosi baru. Setelah saya kunjungi beberapa mini market yang menjual ice cream merek tersebut saya baru tahu bahwa freezer tempat menyimpan ice cream itu selalu dalam keadaan terkunci dengan gembok kecil. Jadi pelanggan yang akan membeli harus menunggu kasir mencari kunci dan membuka gembok itu.
Prosesnya lama dan proses ini mencegah anak-anak melakukan faith-accompli pada orang tuanya dengan cara memegang ice cream-nya dulu. Saran saya: buka gembok itu sehingga anak-anak bisa memegang ice cream-nya dulu sebelum membeli. Ternyata hanya dengan membuka gembok, penjualan ice-cream jadi meningkat hampir tiga kali lipat.
 
Carilah Peluang Mengubah Proses
Mengapa yang diberikan fasilitas parkir di depan kantor atau toko kita adalah pemilik, manager cabang atau karyawan sendiri? Mengapa bukan konsumen? Mengapa konsumen yang complain tidak diberi hadiah tapi malah dipidanakan? Mengapa setiap konsumen harus dilayani sama cepatnya? Mengapa konsumen yang manula (sudah tua) tidak didahulukan? Mengapa konsumen yang menunggu lama tidak diberi kursi yang empuk untuk duduk? Mengapa konsumen yang ulang tahun yang diberi hadiah? Mengapa bukan anaknya atau istrinya?
Teruslah bertanya mengapa dan mengapa yang lain sampai kekurangan dan kelemahan kita dapat ditemukan. Kemudian lakukan perubahan dengan sebuah eksperimen kecil dan selalu belajarlah dari pengalaman untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi demi kepuasan konsumen. Selamat mencoba.
 
Mukti Wibawa [Marketing Consultant]

No comments:

Post a Comment