Kekuatan Spionase ala Sun Tzu

Kekuatan spionase adalah salah satu kunci keberhasilan menggali informasi. Hal sekecil apa pun akan sangat berguna jika kita bisa memaksimalkannya.
Salah satu faktor penting untuk meraih kemenangan adalah dengan penguasaan informasi. Karena itu, dalam Kitab Perang-nya yang legendaris, Sun Tzu menekankan pentingnya kekuatan intelijen.
Sekadar mengingatkan, menurut Sun Tzu ada lima jenis agen rahasia, yakni: agen lokal (orang biasa dari negara musuh yang dipekerjakan sebagai intelijen kita), agen dalam (pejabat musuh yang direkrut dan dipekerjakan sebagai intelijen kita), agen ganda (mata-mata musuh yang telah kita ubah agar mau bekerja sebagai intelijen kita), agen celaka (mata-mata kita sendiri yang sengaja dibekali dengan informasi palsu supaya dapat mengelabui musuh), agen hidup (mata-mata kita sendiri yang kembali dengan selamat dari wilayah musuh dengan membawa informasi berharga).
Kelima jenis intelijen tersebut pada zaman sekarang telah menjelma dalam berbagai hal. Baik yang diwujudkan dalam nilai-nilai yang tetap berdasarkan etika dan moral, namun ada pula yang kemudian-atas nama persaingan-justru menghalalkan segala macam cara untuk menggali informasi demi meraih kemenangan. Sudah tentu, hal yang terakhir ini, jika diteruskan hanya akan melahirkan persaingan tidak sehat, yang lama-kelamaan akan terbongkar dan ujungnya, merusak reputasi perusahaan itu sendiri.
Namun, di atas itu semua, apa pun bentuk intelijen yang dilakukan, semua berujung pada masalah informasi. Siapa yang menguasai informasi paling banyak, paling luas, paling tajam, dan paling terpercaya, serta mampu memaksimalkan dalam bentuk strategi dan tindakan yang matang, dialah yang akan jadi pemenang sesungguhnya. Kemampuan penguasaan informasi dan analisis yang matang akan membuat sebuah perusahaan mampu menjalankan berbagai program perencanaan yang akan menghasilkan kesuksesan.
Contoh Kasus
Menilik pentingnya informasi ini, ada sebuah kasus cukup menarik yang saya lihat belakangan ini. Dalam bisnis makanan cepat saji-yang di Indonesia salah satunya dikuasai oleh jaringan Kentucky Fried Chicken (KFC) dan McDonald's (McD)-ada satu hal yang menggelitik saya untuk melihatnya dari sudut pandang strategi Sun tzu.
Beberapa waktu lalu, ada sebuah informasi berkaitan tentang pengambilalihan McDonald's oleh produsen yang selama ini dikenal dengan tehnya, yakni Sosro. Produsen teh terbesar di Indonesia itu mengakuisisi hampir semua cabang McDonald's dari tangan pemilik lama, Bambang Rachmadi.
Uniknya, setelah beberapa saat McD dipegang Sosro-yang membuat semua minuman teh di McD juga harus menggunakan semua produk Sosro-restoran KFC tak lama kemudian mengganti minuman tehnya. Jika selama ini KFC menggunakan teh Botol Sosro, kini mereka menggantinya dengan Frestea yang berasal dari grup Coca Cola Company.
Jika mendasari dari apa yang saya pahami dari strategi intelijen Sun tzu, apa yang dilakukan KFC ini sangat bisa dimengerti. Sebab, jika selama ini Sosro terus mengirimkan ribuan atau jutaan minumannya ke KFC, dengan data yang ada, kemungkinan Sosro bisa menganalisis bagaimana perkembangan "dapur" KFC. Seperti berapa minuman yang laku, berapa yang kembali, berapa cabang, di mana cabang yang paling ramai, dan berbagai informasi lainnya mungkin bisa digali dari adanya kerja sama selama ini.
Karena itu, apa yang dilakukan KFC dengan mengganti kerja sama-entah karena memang sudah habis kontrak atau karena soal kepemilikan McD oleh Sosro-kali ini dengan Frestea, bisa dikatakan langkah yang sangat beralasan. Sebab, informasi yang bisa digali dengan adanya kerja sama semacam itu memang cukup penting untuk perkembangan usaha.
Hal semacam itu memang sangat lazim terjadi. Karena itu, tak jarang, akuisisi sebuah perusahaan akan mengakibatkan terputusnya kerja sama yang sudah dijalin sejak lama. Bukan hanya itu. Perekrutan seseorang dari sebuah perusahaan untuk pindah ke perusahaan pesaing juga acap terjadi. Dengan iming-iming gaji dan fasilitas lebih besar, jika mau pindah, orang tersebut sudah pasti memiliki banyak informasi berharga dari perusahaan lama ke perusahaan baru.
Utamakan Etika dan Moralitas
Begitulah, pentingnya informasi sudah sangat disadari oleh Sun Tzu sejak lebih dari 2400 tahun silam. Maka, sangat mutlak bagi kita yang ingin sukses untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang berguna bagi perkembangan usaha. Dan sebaliknya, sangat penting juga untuk menjaga informasi agar tidak bocor ke pesaing atau ke pihak lain yang mungkin dapat menjegal langkah kita.
Namun, jangan lupa, tetap utamakan etika dan moralitas dalam usaha untuk mendapatkan semua data dan fakta. Sebab, di sanalah integritas kita sebagai pribadi atau perusahaan terpercaya akan diuji! Jangan sampai, reputasi yang sudah dibangun sekian lama, jadi ternoda hanya karena menghalalkan segala cara.
Nari, gali dan jaga informasi. analisis dan olah sebaik mungkin untuk menciptakan kreasi-kreasi tindakan positif yang akan membangun kejayaan bersama.
_______________________
Catatan:
1. Kehidupan sehari-hari, khususnya dunia bisnis, tidak jauh berbeda dengan medan pertempuran. Jika ingin sukses, kita perlu strategi yang tepat! Maka secara rutin setiap bulan, saya dan tim menurunkan tulisan yang membahas strategi perang Sun Tzu, ditambah dengan aplikasinya secara singkat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang bisnis. Selamat menikmati. Salam sukses, luar biasa!!

2. Tulisan ini, dan juga tulisan-tulisan menarik & inspiratif lainnya, dapat dibaca secara penuh di majalah motivasi LuarBiasa. Dapatkan majalahnya di AW Success Shops, Jakarta dan toko-toko buku besar lainnya. Info: (021) 6339523 dan (021) 30303017.

3. Tayangan "Sun Tzu, The Greatest War Strategist" akan hadir di Duta TV, Banjarmasin mulai 1 Juli 2010, setiap Kamis dan Minggu pukul 20.00-21.00 WITA. Saya akan tampil pada awal dan akhir acara untuk memberikan komentar/ulasan singkat. Bagi teman-teman yang berada di sana, saksikan ya. Tentunya banyak manfaat atau pesan yang bisa kita ambil dan praktikkan sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini.

No comments:

Post a Comment