Kenali 9 Kepribadian Balita, Jangan Sampai Salah Asuh

Mengasuh si kecil tidak akan pernah ada bosannya karena bayi atau balita sering menunjukkan beragam sifatnya. Perasaannya gampang berubah-ubah mulai dari pemalu, serius, cerita atau ingin tahu. Apa saja kepribadian balita?

Meski masih kecil menurut konsultan anak Su Laurent dalam bukunya ‘Your Baby Month by Month’ yang diterbitkan Esensi, balita sudah memiliki kepribadian.

Ia menyarankan sebaiknya orangtua tidak memberikan julukan seperti anak cerewet atau menjengkelkan karena perilaku anak bisa berubah-ubah. Julukan yang melekat bisa mempengaruhi cara anak melihat dirinya tumbuh. Berikut 9 kepribadian balita yang bisa berubah-ubah dalam satu yang menunjukkan perubahan emosinya:

1. Pemalu
Balita sangat tergantung pada pengasuh utamanya sehingga sering timbul rasa khawatir terhadap orang asing. Jika kondisinya seperti ini sebaiknya jangan paksa anak berbicara dengan orang yang baru dikenalnya.

2. Penyayang
Balita sangat menyayangi orang yang mengasuhnya dan ia akan membalasnya dengan kasih sayang seperti memeluk atau mencium.

3. Pencari Perhatian
Balita selalu ingin diperhatikan. Ia suka jika diajak bermain, bercengkerama atau saling memeluk. Jika ia tidak mendapatkannya, ia akan berusaha sendiri untuk mendapatkannya.

4. Semangat Bermain
Balita sangat suka menjelajahi lingkungan sekitarnya dan ia akan melakukan apa saja agar bisa bermain dengan hal-hal baru yang didapatinya.

5. Penentang
Balita seperti ini kadang menjengkelkan karena sukanya berteriak keras dan menjerit-jerit atau seperti dalam suasana ‘perang’. Menghadapinya harus dengan tenang dengan cara mengalihkan perhatiannya dan jangan ikut-ikutan dalam suasana ‘perang’ itu.

6. Sibuk
Keingintahuannya yang tinggi membuat balita selalu sibuk mencari hal-hal baru yang ingin diketahuinya. Sebaiknya berikan benda yang aman untuk memenuhi rasa keingintahuannya yang tinggi.

7. Ribut
Berteriak, menyanyi, memukul atau melempar benda-benda menjadi cirinya. Orangtua sebenarnya bisa ikut bernyanyi bersama dengan cara memukul-mukul kaleng misalnya. Setelah capek balita biasanya akan berhenti.

8. Seperti bayi
Kadang-kadang ia menjadi sangat manja seperti bayi berumur beberapa bulan. Jika sudah tidak menggunakan botol susu, tiba-tiba dia akan minta minum dengan botol susu. Perilaku ini adalah normal asalkan tidak keterusan.

9. Reaksioner
Balita suka hal-hal yang rutin dan tidak berubah-ubah. Dia tiba-tiba jadi suka pakai kaos yang sama dari hari ke hari atau makan makanan yang itu-itu saja.

Sementara itu, bila Anda tidak ingin memiliki anak dengan perilaku buruk, kuatkan hubungan emosi Anda dengan si buah hati. Penelitian menunjukkan, anak yang diasuh dalam rasa aman dan kedekatan emosi yang erat dengan ibunya akan tumbuh menjadi anak dengan perilaku baik.

Analisa yang dilakukan Dr Pasco Fearon dari School of Psychology dan Clinical Languge Sciences terhadap 69 studi yang melibatkan lebih dari 6000 anak pra remaja, menunjukkan kualitas hubungan anak, terutama anak laki-laki dengan ibunya di masa kecil berpengaruh kuat pada pembentukan perilaku anak.

Anak yang besar dalam perasaan tidak aman dan kurang mendapat motivasi dan dukungan dari orang yang mengasuhnya, akan tumbuh jadi anak yang “tak bermasalah”. Sebaliknya, anak yang merasa tidak dicintai, ditolak, dan kurang didukung, menjadi anak berperilaku buruk.

“Yang menarik adalah pola pengasuhan di masa kecil akan berpengaruh besar pada pola kepribadian dan perilakunya saat mereka dewasa,” kata Fearon.

Selain itu, orangtua perlu menyadari bahwa orangtua adalah model bagi anak-anaknya. Sikap orangtua akan direkam dalam ingatan anak. Sikap orangtua terhadap rumah, keluarga, dan orang lain, terekam dengan baik dalam memori anak. Oleh sebab itu, mulailah menjadi orangtua yang patut ditiru. Sikap yang santun, berempati dan menghargai orang lain akan menjadi teladan bagi anak.

No comments:

Post a Comment