Rebound headaches disebabkan oleh seringnya menggunakan obat sakit kepala. Pereda nyeri meredakan rasa sakit kepala, tapi jika anda menggunakannya lebih dari dua kali sehari selama seminggu, akan memicu rebound headaches. Bagaimana frekuensi rebound headaches terjadi tergantung pada tipe obat yang digunakan.
Sebagai contoh, untuk opiates, rebound headaches dapat terjadi setelah delapan hari penggunaan dalam sebulan, sedangkan untuk barbiturates hanya perlu lima hari penggunaan dalam sebulan. Ini terjadi karena tubuh anda menyesuaikan diri dengan obat-obatan tersebut.
Untuk menghentikan rebound headaches, ku rangi atau hentikan penggunaan obat pereda nyeri. Ini mungkin hanya untuk watu yang singkat, tapi dokter anda dapat membantu anda untuk menyembuhkan rebound headaches untuk waktu yang lama.
GEJALA
Rebound headaches cenderung :
• Terjadi setiap hari, sering terjadi pada pagi hari
• Dapat diperbaiki dengan analgesik tapi akan kembali lagi jika penggunaan dihentikan
• Terus ada disepanjang hari
• Memburuk dengan pengerahan tenaga secara fisik atau mental
Tanda dan gejala lain adalah:
• Mual
• Gelisah dan sulit konsentrasi
• Mengalami masalah ingatan
• Mudah marah
• Depresi
Penyebab & Faktor Risiko
Penyebab
Tidak jelas kenapa rebound headaches terjadi. Bagaimanapun, ilmuwan mencurigai penggunaan rutin obat pereda sakit kepala mengubah jalan nyeri dan kerja reseptor di dalam otak.
Rebound headaches dapat berkembang jika anda secara rutin menggunakan pengobatan medis. Meskipun risiko rebound headaches tergantung pada obat yang digunakan, banyak pengobatan sakit kepala yang akut potensial menyebabkan rebound headaches termasuk :
• Pereda nyeri sederhana. Obat umum seperti aspirin dan acetaminophen berkontribusi menyebabkan rebound headaches – khususnya jika anda melebihi dosis harian yang dianjurkan. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti ibuprofen dan naproxen memiliki risiko rendah menyebabkan rebound headaches.
• Pereda nyeri kombinasi. Obat penghilang rasa sakit tanpa resep yang mengandung kombinasi kafein, aspirin dan acetaminophen adalah penyebab umum. Kelompok ini juga termasuk obat resep seperti Fioricet, Fiorinal dan esgic-Plus, yang juga mengandung penenang butalbital. Obat-obatan ini berisiko tinggi menimbulkan rebound headache. Beberapa kombinasi obat ini telah ditarik dari peredaran di beberapa negara eropa.
• Obat migrain. Beberapa obat migrain memiliki hubungan dengan rebound headache, termasuk triptans dan ergot tertentu – seperti ergotanmine. Obat-obatan ini memiliki risiko sedang menyebabkan rebound headache. Menariknya ergot dihydroergotamine (D.H.E. 45) muncul dengan risiko yang lebih rendah.
• Opiat. Pereda nyeri yang berasal dari opium atau dari senyawa opium sintetik termasuk kombinasi dari codeine dan acetaminophen (Tylenol dengan codeine no.3 dan no.4, dan lainnya). Obat-obatan ini memiliki risiko tinggi menyebabkan rebound headache.
Dosis kafein harian – dari kopi pada pagi hari, soda pada siang hari, atau beberapa pereda nyeri atau produk yang mengandung stimulan ringan ini – mendorong munculnya rebound headache. Baca label peroduk untuk meyakinkan anda tidak memenuhi sistem tubuh anda dengan lebih banyak kafein tanpa anda sadari.
Faktor risiko
Faktor risiko yang dapat menyebabkan rebound headache termasuk :
• Sejarah sakit kepala kronis. Seseorang dengan catatan sejarah migrain, sakit kepala karena ketegangan, atau sakit kepala kronis lainnya berisiko terkena rebound headache dari penggunaan pereda nyeri yang berlebihan.
• Penggunaan obat secara rutin. Risiko akan meningkat jika anda menggunakan kombinasi analgesik,ergotamine atau triptans lebih dari 10 hari dalam sebulan atau analgesik sederhana lebih dari 15 hari dalam sebulan – khususya jika pemakaian rutin ini berlanjut untuk tiga atau empat bulan.
Rebound headache bukanlah isu khas bagi orang yang tidak memiliki sakit kepala yang berkelanjutan dan menggunakan obat medis harian untuk mengobati kondisi lain seperti arthritis.
Pencegahan
• Gunakan obat sakit kepala anda secara tepat sesuai resep.
• Jika anda menggunakan obat sakit kepala lebih dari dua minggu, hubungin dokter anda.
• Hindari penggunaan obat yang mengandung butalbital atau opioids
• Batasi penggunaan analgesik sampai 15 hari dalam sebulan
• Batasi penggunaan triptans atau kombinasi analgesics lebih dari 9 hari dalam sebulan
Menjaga diri anda sendiri dapat menolong dalam mencegah banyak jenis sakit kepala.
• Hindari pemicu sakit kepala. Jika anda tidak yakin apa yang memicu sakit kepala, perhatikan sakit kepala harian anda. Termasuk detil dari setiap sakit kepala. Kapan sakit kepala dimulai? Apa yang anda lakukan saat itu? Apa yang anda makan pada hari itu? Berapa lama anda tidur pada malam sebelumnya? Bagaimana tingkat stress anda? Berapa lama sakit kepala yang terakhir? Apa, jika sesuatu, yang menyediakan bantuan? Pada akhirnya, anda dapat memulai untuk melihat polanya – dan ambil langkah yang dapat mencegah sakit kepala berikutnya.
• Tidur yang cukup. Rata-rata orang dewasa membutuhkan enam sampai delapan jam perhari setiap malam. Yang terbaik adalah tidur teratur setiap malam.
• Jangan melewati waktu makan. Mulai hari anda dengan sarapan yang sehat. Makan siang dan makan malam pada waktu yang sama setiap hari. Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein yang dapat emmicu sakit kepala.
• Rutin berolahraga. Aktivitas berolahraga yang rutin dapat memperbaiki fisik dan mental anda. Olahraga juga dapat menolong untuk meredakan stres. Dengan izin dokter, pilih aktivitas yang anda sukai – seperti berjalan, berenang atau bersepeda. Untuk menghindari cedera, mulai dengan perlahan.
• Kurangi stres. Stres adalah pemicu yang umum dari sakit kepala kronis. Atur dan sederhanakan jadwal anda. Rencanakan. Tetap positif. Banyak sakit kepala disebabkan oleh akhir stres ketika periode stres berakhir.
• Santai. Cobalah yoga, meditasi atau latihan relaksasi. Atur waktu untuk bersantai sejenak. Dengarkan musik, baca buku atau berendam di air hangat.
• Berhenti merokok. Jika anda merokok, tanyakan pada dokter anda bagaimana berhenti merokok. Rokok dapat memicu sakit kepala atau membuatnya menjadi parah.
No comments:
Post a Comment