Homeostatis di Subconscious Mind, Si Penghambat

Beberapa hari yang lalu saya, suami dan beberapa teman mencoba sauna jenis baru yaitu sauna tradisi Thailand di sebuah tempat meditasi. Sauna ini bukan sembarang sauna karena uapnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan akar-akaran resep Thailand yang sangat ampuh untuk mengobati berbagai penyakit. Di Thailand sendiri, tempat-tempat meditasi menyediakan juga sauna sejenis ini. Tujuannya untuk kesehatan dan melatih ketenangan pikiran saat bersauna. Nah, setelah bersauna biasanya baru dilanjutkan dengan bermeditasi. “Rasa hangat dan uap tumbuhan-tumbuhan membuat aliran darah dan oksigen lebih lancar. Jika badan lebih sehat, batin akan lebih tenang saat meditasi.”, begitu kata bhikkhu di tempat meditasi yang berasal dari Thiland.
Dengan percaya diri, saya bersalin dan bersiap-siap masuk sauna. Saya sudah sering sauna di tempat fitness. Jadi rasanya sudah terbiasa. Sedangkan dua teman saya ini seumur-umur belum pernah sauna jadi mereka sedikit takut.
Begitu saya membuka pintu sauna, terlihat asap di dalam ruangan tersebut dengan bau ramuan yang kental. Saya duduk dan... ampun deh... sauna yang ini kelas berat, pikir saya. Sauna di tempat fitness yang biasanya saya masuki tida ada seujung kukunya dibandingkan yang ini. Ruangannya panas sekali dan ramuannya menyengat. Teman saya yang baru masuk, langsung mau keluar lagi. Saya katakan, “Coba dulu. Duduk dulu.” Dia mulai duduk. Kami bertiga duduk dengan sangat tersiksa. Keringat mengucur sangat deras. Kami sangat meminimkan pergerakan tubuh. Karena semakin bergerak maka panasnya akan semakin terasa. Wuih, ini seperti direbus. Teman yang satu tidak tahan dan langsung keluar. Saya pun sudah tidak tahan dan ingin keluar. Tapi saya katakan di dalam pikiran, “Lima menit lagi. Bertahan dulu.” Setelah lima menit kami keluar. Ketika keluar, kepala terasa melayang. Jantung berdetak sangat cepat. Kami duduk terdiam menunggu detak jantung kembali normal.
Kemudian, seorang pengurus mengatakan “Masuk lagi. Satu kali belum sehat. Racun di tubuh belum keluar.” “Ha? Masuk lagi? Insane!” pikir saya dalam hati sambil bertatapan dengan teman-teman saya seolah mereka bisa membaca pikiran saya. Dengan lunglai kami bertiga masuk lagi. “Here we go!” teriak saya dalam hati. Penyiksaan dimulai lagi. Di kedua kali ini kami hanya bertahan lima menit. Lalu langsung keluar. Kepala kembali terasa melayang. Jantung berdetak cepat.
Setelah beristirahat sejenak. Ada di dalam bagian diri saya yang mengatakan untuk mencobanya sekali lagi. Saya mengajak salah seorang teman saya untuk masuk ke ruang sauna lagi. Anehnya, di momen ketiga ini, nafas kami sudah mulai panjang. Kami mulai beradaptasi. Rasa panas sudah tidak begitu terasa. Kami belajar bernafas panjang lewat hidung dan menghembuskan lewat mulut. Di dalam ruang sauna yang panas itu kami bisa duduk bermeditasi. Pikiran menjadi tenang. Ajaib, pikir saya. Bagaimana bisa berubah drastis? Tubuh dan pikiran seolah cepat sekali menyesuaikan diri. Dari yang sangat tersiksa karena terasa seperti direbus menjadi bisa duduk diam bermeditasi dengan tenang. Setelah sepuluh menit, kami putuskan untuk keluar karena di luar ada rombongan lain yang mengantri ingin mencoba. Setelah sauna, kami lanjutkan dengan duduk bermeditasi di ruangan meditasi yang terbuka. Pikiran menjadi cepat sekali tenangnya. Tarikan nafas menjadi lebih panjang dan sangat melegakan. Efektif juga sauna tersebut untuk melatih ketenangan, kata saya dalam hati.
Para pembaca, mengapa bisa di momen pertama kali saya masuk ke ruang sauna tradisi Thailand saya mengalami rasa tersiksa yang amat sangat? Yang membuat saya langsung ingin kabur dari situasi tersebut? Pernahkan Anda mengalami hal yang saya rasakan? Ketika melakukan sesuatu yang benar-benar baru dan asing, tubuh dan pikiran Anda melakukan penolakan yang amat dasyat?  Itu karena subconscious mind kita memiliki sifat homestatis, yaitu keengganan untuk berubah. Sifat itu yang membuat kita setiap kali melakukan hal yang baru, kita akan mengalami penolakan dari diri kita sendiri. Subconscious mind resists to change! Homeostatis inilah biang keladinya penghambat kesuksesan hidup kita. Dengan cara apa pun sifat ini menentang kita untuk berubah. Begitu sampai di zona nyaman maka perubahan adalah sesuatu yang sangat  dimusuhi oleh subconscious mind.
Milton Erickson sangat paham akan sifat homeostatis ini sebagai sifat subconscious mind yang menolak perubahan. Maka dia suka sekali memasukkan dirinya sendiri ke sebuah situasi yang mengharuskan dia melakukan action. Di suatu hari, Erickson sedang berjalan-jalan dan dia melihat sebuah pabrik. Dari luar terdengar suara pabrik tersebut sangat bising. Erickson adalah seseorang yang memiliki keingintahuan yang sangat besar. Dan dia suka sekali mempelajari komunikasi antar manusia. Dia berpikir, “Bagaimana pekerja-pekerja pabrik tersebut bisa berkomunikasi dalam suara bising tersebut? Saya juga mau mencobanya.” Lalu dia masuk ke pabrik tersebut. Di dalamnya agak gelap dengan suara bising yang amat sangat. Ada suara palu memukul-mukul besi dan suara mesin yang bergemuruh. Erickson meminta ijin kepada pimpinan pabrik untuk bisa menginap semalam di pabrik yang beroperasi 24 jam tersebut. Di malam harinya, Erickson tidak bisa tidur. Suara bising di pabrik tersebut terasa hampir membuatnya gila. Kemudian dia berpikir, “Andaikan saya bisa mengeluarkan suara ini dari kepala saya.” Kemudian, entah mengapa suara-suara tersebut seolah keluar dari kepalanya. Dan dia bisa tertidur dengan nyenyak. Di momen itu Erickson menemukan sebuah konsep tentang teknik yang sekarang banyak digunakan dalam NLP (Neuro Linguistic Programming). Teknik tersebut  menjadi dasar berbagai teknik NLP dalam melepaskan hambatan-hambatan mental dan menciptakan behaviour of excellence untuk kesuksesan tanpa batas.
Pembaca, Erickson paham sekali tentang sifat homeostatis subconscious mind. Subconscious mind enggan berubah jika tidak dipaksa. Karena itu dia memasukkan dirinya ke situasi bising di pabrik tersebut untuk mendesak subconsciousnya menemukan solusi dan action. Dan begitu kita take action, keajaiban terjadi. Subconscious mind sesungguhnya fast learner. Asalkan kita mau action, subconscious mind dengan sendirinya menemukan cara dan solusi dari situasi yang kita alami. Andaikan saat itu Erickson tidak memasukkan dirinya ke situasi mendesak di pabrik bising tersebut maka dia tidak menemukan teknik yang sekarang banyak digunakan untuk menciptakan behaviour of excellence dalam NLP. Banyak para graduates hypnotherapist saya yang tercengang ketika mereka bisa melakukan sesi hypnotherapy dengan sangat baik seolah sudah alami. “Padahal awalnya sangat takut dan enggan untuk mengikuti training karena takut tidak mampu. Namun, setelah dilakukan, ternyata saya baru menyadari bisa menyembuhkan orang menggunakan hypnotherapy dengan mudahnya.” komentar salah seorang graduate yang berhasil di sesi praktek. Ya, begitu kita putuskan untuk take action maka subconscious akan beradaptasi dan belajar dengan sangat cepat.
Sifat homoestatis inilah yang menjadi penghambat diri kita untuk mau take action. Kita selalu dipermainkan oleh homeostatis subconscious mind. Dia selalu menghambat kita untuk berubah. Pikiran kita akan membuat banyak skenario dan rasa sakit supaya kita tidak melakukan perubahan. Saat pertama kali fitness, tubuh akan ngilu-ngilu yang bisa membuat kita kapok melakukan lagi. Saat awal-awal berhenti merokok, mulut terasa asam dan pikiran gelisah. Mau mulai usaha baru, jantung berdetak cepat, keringat dingin dan pikiran diliputi rasa takut. Pindah ke rumah baru, jadi sulit tidur di malam hari. Makan makanan baru membuat perut mules dan lain-lain. Semua itu reaksi-reaksi penolakan sifat homeostatis subconscious mind yang tidak mau berubah. Jika hal itu diikuti terus-menerus maka diri kita sendirilah yang menghentikan potensi kesuksesan kita yang tanpa batas.
Lalu bagaimana untuk bisa mengalahkan sifat homestatis subconscious mind ini? Sederhana, yang perlu Anda lakukan adalah TAKE ACTION. Take action tidak cukup hanya sekali. Lakukanlah minimum tiga kali baru subconscious mind mulai beradaptasi. Dan begitu sudah beradaptasi, miracle akan terjadi. Seperti pengalaman saya di sauna, di momen pertama mencoba seluruh tubuh dan pikiran saya menolak. Namun, di momen ketiga, seperti ajaib seluruh sistem tubuh sudah bisa beradaptasi dengan cepat. Setelah take action, BERTAHANLAH sampai terbiasa. Katakan kepada diri Anda sendiri untuk mau bertahan sebentar lagi, jangan menyerah dulu. Anda akan terkesima betapa subconscious mind memiliki potensi tanpa batas jika kita mau bertahan sebentar lagi. Begitu subconscious mind mulai mahir dan terbiasa maka dia akan mulai dirambati kembali sifat homeostatis. Action kita akan menciptakan zona nyaman yang baru. Dan jika kita tidak belajar hal baru lagi maka homeostatis akan mematikan potensi kita lagi. Karena itu kita perlu terus belajar dan take action untuk hal-hal baru yang positif maka kita akan menemukan betapa subconscious mind merupakan sahabat terbaik meraih kesuksesan tanpa batas. Salam perubahan dan selamat berubah ke arah yang lebih baik setiap saatnya!
 
Nathalia Sunaidi, C. Ht
Hypnotherapist dan Direktur Nathalia Institute

No comments:

Post a Comment