Pemijat Tunanetra

 Di sela-sela kesibukan saya, kegiatan olahraga selalu menjadi bagian yang paling menyenangkan. Saya menggeluti kungfu, catur, dan golf, sedangkan badminton merupakan olahraga kesukaan yang masih saya lakukan hingga saat ini. Suatu hari, entah karena kurang pemanasan atau terlalu ngotot memukul si bulu angsa, pangkal lengan saya cedera sehingga harus berhenti bermain beberapa saat untuk pemulihan. Saya sibuk mencari tukang pijat agar cepat pulih dan bisa bermain lagi. Oleh seorang teman, direferensikan seorang pemijat tunanetra. Dan atas kebaikan si teman, si pemijat pun diantar ke rumah.
Di perkenalan singkat, dia menyebut namanya Junaedi. Dan segera jari2 tangannya mulai beraksi dengan sangat terampil.
Tiba-tiba Junaidi bertanya, "Maaf Pak, bener ya Pak Andrie ini yang Pak Andrie Wongso itu? Eh maaf, maksud saya yang motivator itu?"
Saya terbahak sambil mengiyakan. "Tahu nama saya dari mana, Mas?" tanya saya.
"Saya sering denger bapak di radio Smart FM. Bagus sekali, Pak. Tolong tanya Pak, arti sesungguhnya motivasi itu apa sih?"
"Motivasi terdiri dari dua kata, motif dan aksi. Untuk bisa berhasil, orang harus punya tujuan yang jelas dan beraksi, bertindak, bergerak menuju tujuan yang diinginkannya," jawab saya.
Si pemijat bertanya lagi, "Orang tunanetra seperti saya, apakah bisa sukses Pak?"
"Bisa! Ukuran sukses setiap orang kan berbeda-beda. Mas Junaedi sebagai pemijat, tujuan utama adalah memuaskan pelanggan yang dipijat. Setiap kali memijat, kerjakan dengan suka cita. Beri layanan yang terbaik kepada setiap pelanggan. Entah nanti diberi imbalan berapa pun, syukuri dan nikmati itu. Targetnya sehari mijat berapa orang Mas Jun?"
"Yah..., kalau bisa sekitar enam orang, Pak."
"Hitung saja, kalau enam pelanggan @Rp50.000, berarti penghasilan Mas Junaedi ini sudah melebihi gaji karyawan kantoran lho," kata saya. "Dan jika pelanggan puas, selain dia akan tetap menjadi pelanggan, biasanya dia juga akan memberitahu ke teman2 atau saudara. Dengan demikian rezeki dari Tuhan pasti akan terus berlimpah."
Mas Jun mengangguk-anggukkan kepala dengan gembira mendengar uraian motivasi sederhana itu, sambil tangannya tidak berhenti memijat. Setelah selesai, dia memberi nomor HP-nya dan tak lama kemudian tukang ojek langganannya datang menjemput.
Teman2 yang luar biasa!
Junaedi yang tunanetra adalah salah satu contoh dari sekian banyak orang yang punya cacat fisik tetapi mampu hidup mandiri. Sayangnya, banyak di antara kita yang memiliki fisik yang lengkap dan sehat tetapi tidak mampu hidup mandiri. Setiap hari, lebih banyak menghabiskan energi untuk menggerutu dan mengeluh.
Maka, begitu penting sikap mental kita dalam mengarungi kehidupan ini. Jika kita bisa bersyukur dengan kelemahan yang kita miliki dan bisa mengembangkan kekuatan yang kita punyai, walau tidak menjadi orang yang kaya raya, yang penting kita telah menjadi manusia yang bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Hidup demikian adalah hidup yang bernilai bagi diri sendiri dan di mata Tuhan.
Salam sukses luar biasa!!!

http://www.andriewongso.com/artikel/catatan_andrie_wongso

No comments:

Post a Comment