Berpikir Jernih

 Kita semua tengah prihatin dengan ketidakberhasilan Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memilih ketua umumnya sesuai dengan yang diagendakan pada Jumat, 20 Mei 2011, kemarin. Kongres berlangsung ricuh. Peserta saling hardik, gontok-gontokkan, hingga akhirnya sidang ditutup tanpa menghasilkan keputusan.

Banyak peserta mengemukakan pendapatnya tidak dengan pikiran jernih, memaksakan diri, dan tak menghormati pendapat orang lain. Ini terlihat dari tayangan berita TV yang diputar berulang-ulang dan berita lainnya yang tersebar di berbagai media. Kita sebagai warga hanya bisa mengelus dada dan harap-harap cemas agar sanksi berat dari FIFA tidak turun.

Ada yang menduga, kekisruhan itu akan membuat PSSI dibekukan FIFA jika tak segera melakukan langkah-langkah positif dari pihak-pihak yang berwenang. Jika sanki terjadi kesebelasan nasional Indonesia tak bisa berlaga di pertandingan-pertandingan internasional. Latihan para pemain akan sia-sia. Harapan sepakbola kita berprestasi di kancah internaisonal yang tentu saja akan membanggakan bangsa dan negara juga tak mungkin tercapai.

Jika semua peserta bisa mengikuti kongres dengan pikiran jernih, hasilnya tentu akan lain.

Teman-teman yang Luar Biasa!

Pagi tadi saya membahas tema "Berpikir Jernih" pada talkshow rutin saya di Radio Sonora dengan ilustrasi cerita "Air Sungai yang Kotor".Suatu tema yang menarik dan up-date dengan kondisi yang ada.

Namun, sebenarnya, bukan karena masalah PSSI itu yang membuat saya mengangkat tema tersebut. Sebagai manusia kita tak pernah luput dari masalah yang selalu datang silih berganti. Saat masalah muncul, pikiran jadi kusut. Namun, pikiran yang kusut tidak akan banyak membantu, malah akan semakin memperumit keadaan. Sebaliknya, pikiran yang tenang dan jernih akan membuat kita lebih bijaksana dalam mengambil keputusan maupun solusi atas masalah tersebut. Karena itu jika masalah datang, tenangkan pikiran. Tak perlu memaksakan mengambil keputusan di saat pikiran sedang kusut.

Salam sukses Luar Biasa!!

http://www.andriewongso.com/artikel/25/Catatan_Andrie_Wongso/

No comments:

Post a Comment