Salah Kaprah: Katalog Online Dikira Toko Online

Blog sering dijadikan ajang berjualan. Pajang foto, taruh deskripsi, dan petunjuk pemesanan. Kemudian sebar-sebar link dan kartu nama seraya berkata sembari menebar senyum “Ini alamat toko online saya.”

Ada yang salah?

Secara teknis, betul mereka punya website dan dijadikan sebagai media penjualan via online. Namun secara istilah dan fitur yang keliru.

Toko online adalah website yang memiliki fitur keranjang belanja. Yang mana, cara membelinya adalah dengan menekan tombol beli, memasukkan ke keranjang belanja, kemudian checkout.

Adapun website atau webblog yang hanya menampilkan produk dan petunjuk belanja via email atau telepon, maka istilahnya adalah katalog online, etalase online, atau website company profile. Intinya sih perbedaan terletak pada ada tidaknya fitur keranjang belanja dan tombol beli.

Bagaimana jika sudah terlanjur menggunakan blog, di wordpress mungkin?

WordPress memiliki plugin e-commerce. Dengan menginstall plugin tersebut, blog Anda bisa disulap menjadi toko online. Namun berhubung pada dasarnya WordPress adalah CMS untuk blog, maka sekalianlah Anda pikir lagi. Apakah harus menggunakan WordPress atau CMS lain yang memang sudah khusus untuk e-commerce?

Siapa pun berhak memilih wordpress sebagai CMS toko online dengan alasan bahwa terbiasanya baru dengan wordpress saja. Namun bagi yang ingin langsung berinsvestasi kedepannya, lebih baik tidak menggunakan wordpress karena keterbatasan fitur WordPress yang memang tidak didesain untuk toko online.

Sharing dari saya pribadi, saya lebih baik bikin sendiri atau nge-hire web developer yang sudah handal menangani pembangunan banyak toko online. Keuntungannya adalah pada kemudahan modifikasi program, penambahan fitur yang dimau, dan segi keamanan. Itu kalau Anda ingin serius dengan toko online Anda dan concern dengan killer features pesaing Anda.

Adapun jika Anda sudah punya usaha offline sebelumnya dan mengandalkan buzz offline untuk mendongkrak penjualan online Anda, atau Anda tidak begitu peduli dengan toko online Anda yang penting menghasilkan, atau hanya menjadikan toko online Anda sebagai identitas belaka, maka tulisan ini bukan untuk Anda.

Berhenti menggunakan istilah ‘toko online’ untuk ‘katalog online’ itu saja sudah sangat membantu mengurangi kerancuan persepsi masyarakat. Alangkah kasihannya mereka-mereka yang sudah mengeluarkan effort untuk membangun toko online diistilahi sama dengan yang memasang foto di blogger dan multiply.

Paling nggak, banyak aplikasi untuk bikin toko online di Internet. Misalnya ini untuk yang free di sini.

Sumber bacaan: http://rumahdot.com/web-business/katalog-online-bukan-toko-online/

Artikel jejakbusiness.wordpress.com

No comments:

Post a Comment