Lessons Learned from Shaolin - The Movie

Setelah sekian lama tidak menyaksikan kemampuan akting seorang Andy Lau, saya dibuat kagum kembali lewat film terbaru beliau yang berjudul "Shaolin". Film yang mengisahkan seorang jendral (diperankan oleh Andy Lau) yang arogan dan kejam, akhirnya dikhianati oleh orang terdekatnya sendiri (diperankan oleh Nicholas Tse). Kekuasaan sang jendral diambil alih. Semua keluarga sang jendral terancam dibunuh, dan pada akhirnya anak perempuan satu-satunya sang jendral meninggal dunia. Singkat cerita, sang jendral menyadari kesalahan masa lalunya, dan ia memulihkan diri di kuil Shaolin dan banyak mempelajari kebajikan dan makna kehidupan yang sebenarnya.




Tentunya saya tidak ingin mengupas terlalu detail film Shaolin ini dalam tulisan saya :), tapi pada kesempatan ini, izinkan saya ingin berbagi beberapa pelajaran menarik yang saya dapatkan lewat film ini..

1. Memaafkan bukan Balas Dendam
Bukan perkara yang mudah untuk memaafkan seseorang yang telah melukai Anda dan keluarga. Tapi hal yang sulit dilakukan bukan berarti tidak bisa. Menyimpan luka, menyimpan kebencian dalam diri, layaknya kita menyimpan racun dalam tubuh yang justru akan menyengsarakan diri kita. Sebuah harmoni tercipta manakala salah satu pihak mau membuka mata hati untuk memaafkan.

Memaafkan bukan berarti Anda kalah, melainkan menciptakan sebuah perdamaian. Perselisihan yang berkepanjangan, perang yang tiada henti bukanlah solusi. Kita diajari tentang kebaikan bukan kekerasan. Berdamai dengan diri sendiri dan orang lain akan membuat hidup kita jauh lebih tenang.

Memang kita adalah manusia biasa yang memiliki kekurangannya masing-masing, tapi melalui kekurangan itu kita mau berubah, mau mencoba untuk hidup lebih baik. Mari bersama-sama kita wujudkan dalam hidup kita.

2. Apa yang Kita cari dalam hidup ini?

Kekuasaan, pangkat, tahta, harta, terkadang bisa menyilaukan kita sampai-sampai kita berbuat sesuatu di luar akal sehat, menjadi kejam, sombong, merendahkan orang lain, dan lain sebagainya. Akan tetapi semua kekuasaan itu hanyalah bersifat sementara. Suatu ketika hal tersebut bisa hilang dari kita. Itu semua hanyalah titipan.

Apa sih sebenarnya yang kita cari dalam hidup ini? Kekuasaan dan harta sematakah? Pada akhirnya kita dinilai bukan dari berapa banyak harta dan pangkat yang kita miliki, melainkan berapa banyak kebaikan dan kebenaran yang telah kita bagi banyak orang. Semoga hal ini menjadi renungan kita bersama termasuk saya agar lebih memaknai hidup ini dengan lebih positif.

Apapun peran kita di masyarakat, jadilah sumber kebaikan. Jika Anda seorang pemimpin, kepala rumah tangga, atau siapapun yang memiliki pengaruh di lingkungan sekitar, sebarkanlah ajaran yang baik. Taburlah lebih banyak benih kebenaran, perdamaian dan kebaikan, bukan benih kesombongan, kekerasan, dan kejahatan. Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari sekarang. Semoga kehadiran kita sebagai individu di dunia ini memberi makna yang positif untuk banyak orang.

God bless!

Muk Kuang (mukkuang@gmail.com)
Book Author ‘Amazing Life - Think & Act like A Winner'
Twitter : @mukkuang

No comments:

Post a Comment